Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa model arsitektur client server dimodelkan sebagai satu set layanan yang disediakan oleh server dan satu atau lebih client yang memakai layanan server. Client tidak perlu menyadari keberadaan server, selain itu juga tidak peru mengetahui keberadaan klien lain. Tidak harus ada pemetaan 1:1 antara proses dan prosesor pada sistem. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh gambar 10.2, dimana ada arsitektur fisik dengan 6 komputer klien dan 2 server. Logika proses gambar 10.2 ditunjukkan pada gambar 10.3.

Gambar 10.2 sistem client server

Gambar 10.3 proses logika arsitektur c/s
Perancangan arsitektur C/S harus mempertimbangkan struktur logika aplikasi yang ditunjukkan pada gambar 10.4 yang menunjukkan aplikasi dibagi 3 lapisan yaiut:
- lapisan presentasi, berhubungan dengan penyajian informasi ke user dan dengan semua interaksi user.
- lapisan pemrosesan aplikasi, berhubungan dengan implementasi logika aplikasi
- lapisan manajemen data, berhubungan dengan operasi database.
Arsitektur C/S yang paling sederhana disebut arsitektur C/S Two Tier, dimana aplikasi diorganisir seperti server dan satu set klien seperti pada gambar 10.5 dimana arsitektur C/S Two Tier memiliki dua bentuk yaitu:
Model Thin Client
Model ini semua pemrosesan aplikasi dan manajemen data dilakukan pada server. Klien bertanggung jawab menjalankan perangkat lunak presentasi yang biasanya hanya berbentuk interface sistem / GUI.
Kelebihan:
- biaya murah
- cocok untuk model jaringan sederhana.
Kekurangan:
- menempatkan beban berat pemrosesan pada server
- tidak efisien, karena kemampuan pemroses yang lebih besar di PC modern klien tidak dimanfaatkan secara optimal.
Model Fat Client
Model ini server hanya bertanggung jawab pada manajemen data. Perangkat client bertanggung jawab pada logika aplikasi dan interaksi dengan user.
Kelebihan:
- menggunakan kemampuan yang lebih besar pada PC client dan mendistribusikan pemrosesan logika aplikasi dan presentasi pada client
- server hanya menangani seluruh transaksi database.
- pendistribusian pemrosesan lebih efektif.
Kekurangan:
- manajemen sistemnya lebih komplek
- biaya lebih mahal.
Contoh model arsitektur C/S Two Tier dapat dilihat pada gambar 10.4 tentang jaringan ATM. Pada gambar tersebut ATM tidak berhubungan langsung dengan database nasabah, tapi terhubung ke monitor teleprocessing. Monitor Teleprocessing (TP) merupakan middleware yang mengatur komunikasi dengan client jarak jauh (remote) dan menserikan transaksi client untuk diproses oleh databaes. Menggunakan transaksi serial berarti sistem dapat pulih dari kesalahan tanpa merusak data sistem.

Munculnya java dan applet yang dapat didownload secara gratis memungkinkan pengembangan sistem C/S antar model thin dan fat client. Beberapa perangkat lunak pemrosesan aplikasi dapat didownload ke client seperti java applet, sehingga mengurangi beban server. UI dibangun dengan web browser yang dapat menjalankan java applet.
Masalah terpenting pada arsitektur two tier C/S adalah ketiga lapisan logika harus dipetakan ke dua sistem komputer. Mungkin ada masalah skalabilitas dan kinerja jika dipilih model thin client. Memungkinkan juga kesalahan manajemen sistem jika dipilih fat client. Untuk mengatasi masalah ini pendekatan alternatifnya adalah menggunakan arsitektur three tier clien server (ditunjukkan pada gambar 10.5). Pada arsitektur tersebut tidak mesti diartikan bahwa terdapat 3 komputer yang terhubung ke jaringan. Satu komputer server dapat menjalankan pemrosesan aplikasi, dan manajemen data aplikasi sebagai server logika yang terpisah. Tapi jika permintaan bertambah, pemisahan pemrosesan aplikasi dan manajemen data dapat dilakukan dengan langsung dan eksekusi dilakukan pada prosesor yang terpisah.

Gambar 10.5 arsitektur c/s three tier
Sistem internet banking merupakan salah satu contoh sistem arsitektur three tier c/s. Database nasabah bank menyediakan layanan manajemen data, web server menyediakan layanan aplikasi seperti fasilitas transfer uang tunai, membayar tagihan, dll. Komputer nasabah dengan browser internet merupakan client. Sistem ini mudah diskala untuk menambahkan web server baru dengan bertambahnya jumlah nasabah.

Gambar 10.6 arsitektur terdistribusi sistem internet banking
Kelebihan sistem three tier c/s:
- transfer informasi antara web server dan server database optimal
- komunikasi antar sistem tidak harus didasarkan pada standar internet, tapi dapat menggunakan protokol komunikasi yang lebih cepat dan berada pada tingka yang lebih rendah
- penggunaan middleware mendukung efisien query database dalam SQL dipakai utnuk menangani pengambilan informasi dari database.