Pengertian Transparansi Transaksi
Transparansi ini pada lingkungan DDBMS memastikan bahwa semua transaksi terdistribusi memelihara konsistensi dan integritas basis data terdistribusinya. Transaksi terdistribusi mengakses data yang disimpan lebih dari satu tempat. Setiap transaksi di bagi menjadi beberapa subtransaksi, satu untuk mengakses site yang harus diakses; sebuah subtransaksi di represenstasikan oleh sebuah agent/perwakilan.

Transparansi Transaksi DDBMS
Contoh:
Ada sebuah transaksi T yang mencetak nama dari semua staff, dengan menggunakan skema fragmentasi yang di definisikan S1,S2,S22,dan S23 . Substransaksi dapat didefiniskan TS3,TS5, dan TS7 untuk mewakili agen yang berada di lokasi 3, 5 dan 7. Setiap subtransaksi mencetak nama-nama staff di setiap lokasi tersebut.
| Time | TS3 | TS5 | TS7 |
|------|------------------------|------------------------|------------------------|
| t1 | Begin transaction | Begin transaction | Begin transaction |
| t2 | Read(fname,lname) | Read(fname,lname) | Read(fname,lname) |
| t3 | Print (fname,lname) | Print (fname,lname) | Print (fname,lname) |
| t4 | End_transaction | End_transaction | End_transaction |
Kesatuan dari transaksi terdistribusi merupakan dasar dari konsep transaksi, namun DDBMS harus juga menjamin kesatuan dari setiap subtransaksi. Oleh karena itu tidak hanya harus menjamin sinkronisasi dari subtransaksi dengan local transaksi lainnya yang di operasionalkan bersamaan di sebuah lokasi. Tapi juda memastikan sinkronisasi dari subtransaksi - subtransaksi dengan transaksi global yang berjalan secara serempak di lokasi yangsama maupun di lokasi yang berbeda. Transparansi transaksi di dalam sebuah DBMS terdistribusi di lengkapi oleh bagan fragmentasi, bagan pendistribusian dan bagan replikasi.
1. Transparansi Konkurensi
Transparansi konkurensi dimiliki oleh DDBMS jika hasil dari semua transaksi konkuren ( didistribusi ataupun yang tidak didistribusi ) di laksanakan secara independen atau pun dalam satu waktu dan menjamin data yang dihasilkan konsisten dan terupdate dengan benar, hal ini sesuai dengan prinsip dasar yang dimiliki oleh basis data tersentralisasi namun ada penambahan dikarenakan bentuk nya DDBMS maka harus menjamin transaksi lokal ataupun global tidak bertentangan satu sama lain. Dengan cara yang sama, DDBMS harus memastikan konsistensi dari semua subtransaksi global.
Replikasi membuat konkurensi menjadi lebih kompleks. Jika salinan dari suatu replikasi data di perbaharui, update terbaru tersebut harus secepatnya di sebarkan ke semua salinan yang ada. Strateginya adalah menyebarkan setiap perubahan data menjadi satu kesatuan operasional data dari sebuah transaksi. Namun, jika salah satu site yang memegang salinan data tidak dapat dicapai ketika pengupdate sedang dilakukan, dikarenakan site ataupun hubungan komunikasinya sedang gagal, maka transaksi di tunda sampai site tersebut dapat dicapai. Jika terdapat banyak salinan item data, kemungkinan transaksi konkurensi akan tidak sukses.
Alternatif lain untuk membatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan pengupdate data hanya untuk site yang saat itu ada. Strategi selanjutnya memperbolehkan pengupdate-an terhadap salinan data yang tidak dilakukan secara bersamaan, terkadang setelah basis data yang aslinya terupdate. Penundaan untuk mendapatkan kembali konsistensi dari data dapat terjadi antara beberapa detik sampai dengan beberapa jam.
2. Transparansi Kegagalan
DBMS tersentralisasi memiliki kemampuan untuk pemulihan data yang digunakan jika terjadinya kegagalan dalam bertransaksi. Jenis kegagalan yang dimiliki oleh DBMS tersentralisasi yaitu: sistem crash, kesalahan media, kesalahan perangkat lunak, bencana alam dan sabotase. Pada DDBMS juga memiliki jenis-jenis kegagalan yaitu:
- Kehilangan data
- Kegagalan hubungan komunikasi
- Kegagalan pada site
- Partisi jaringa.
DDBMS harus memastikan kesatuan dari global transaksi, artinya memastikan subtransaksi pada global transaksi semua berhasil ataupun dibatalkan. Oleh karena itu DDBMS harus menyamakan transaksi global untuk memastikan semua subtransaksi telah sukses sebelum dicatat BERHASIL / COMMIT.
3. Klasifikasi Transaksi
Sebelum menyelesaikan penjelasan mengenai transaksi, akan dijelaskan secara singkat mengenai klasifikasi transaksi yang telah didefinisikan pada IBM arsitektur basis data relasional terdistribusi (DRDA). Pada arsitektur ini ada empat tipe transaksi, setiap tingkatan mempunyai penambahan pada kompleksitasnya di dalam interaksi dengan DBMS.
a. Permintaan akses jarak jauh
Aplikasi di satu lokasi dapat mengirimkan permintaan (perintah (SQL) ke beberapa lokasi yang jauh untuk mengeksekusi kiriman data tersebut. Permintaan di eksekusi secara keseluruhan pada lokasi tersebut dan dapat menjadi data acuan di lokasi yang jauh tersebut.
b. Satuan kerja jarak jauh (Remote Unit of Work)
Suatu aplikasi di satu lokasi dapat mengirimkan semua perintah SQL di dalam satuan unit kerja (transaksi) ke beberapa lokasi yang jauh untuk pelaksanaanya. Semua perintah SQL dieksekusi seluruhnya di lokasi yangjauh dan hanya menjadi data acuan di lokasi tersebut. Namun site lokal yang memutuskan mana transaksi yang akan di commit dan mana yang akan di rollback.
c. Satu kerja distribusi
Aplikasi di satulokasi dapat mengirimkan sebagian atau seluruh permintaan ( perintah (SQL ) di dalam suatu transaksi ke satu atau lebih lokasi yang jauh untuk mengeksekusi kiriman data tersebut. Permintaan di eksekusi secara keseluruhan pada lokasi tersebut dan dapat menjadi data acuan di lokasi yang jauh tersebut.
d. Permintaan Terdistribusi
Suatu aplikasi di suatu lokasi dapat mengirimkan sebagian atau seluruh permintaan (perintah SQL) di dalam suatu transaksi ke satu atau lebih lokasi yang jauh untuk mengeksekusi kiriman data tersebut. Namun, perintah SQL membutuhkan akses data dari satu atau lebih lokasi (perintah SQL perlu dapat join atau union suatu relasi / fragmen yang berada di lokasi yang berbeda).