1. Traksi Motor
Traksi motor merupakan salah satu komponen penting dalam lokomotif diesel elektrik. Lokomotif diesel menghasilkan tenaga mekanik dari motor diesel dengan daya 2.000 HP yang dihubungkan dengan pembangkit listrik DC yang disebut generator utana (Main Generato) dengan daya sebesar 1,2 Mega Watt. Tenaga listrik dari Main Generator dialirkan ke Traksi Motor yang terpasang pada poros roda Lokomotif Gambar 8.24 Traksi Motor didinginkan oleh Blower yang terletak terpisah diluar Traksi Motor. Putaran Blower pendingin Traksi Motor diputar oleh mekanik Mesin Diesel.
Arah putaran motor dapat diubah dengan membalik tegangan listrik yang dihubungkan ke rangkaian jangkar. Pengaturan putaran motor traksi dilakukan dengan mengatur besarnya tegangan yang dihubungkan ke rangkaian jangkar.
Pembalikan tegangan untuk membalik putaran motor tersebut diatas, sama dengan ketika Traksi Motor difungsikan untuk pengereman dinamik. Ini berarti, bahwa untuk pengereman dinamik dilakukan dengan cara membalik tegangan yang dihubungkan ke traksi motor. Selama pengereman dinamik, traksi motor difungsikan sebagai ge-nerator yang dihubungsingkatkan dengan resistor grid. Pemegang sikat arang dibuat tahan terhadap benturan, kelelahan dan tahan terhadap Flash-Over. Kabel penghubung di klem untuk meningkatkan kekuatan tegangan tarik yang terjadi.
2. Stator
Stator Traksi Motor, Gambar-8.25 dibuat dari baja tuang yang berfungsi sebagai rumah motor sekaligus untuk menempatkan bearing diujung ujung porosnya. Pada Stator ditempatkan kutub magnet yang dihasilkan oleh belitan magnet stator. Kutub magnet selalu berpasangan Utara-Selatan, sehingga jumlah kutub magnet sebanyak empat buah.
Kutub magnet sering juga disebut sebagai medan Magnet. Ada dua jenis medan magnet, yaitu kutub utama medan magnet dan kutub bantu medan magnet (Interpole magnetfield). Kutub utama medan magnet bentuknya lebih besar sedangkan kutub bantu medan magnet. bentuk fisiknya lebih ramping. Kedua jenis magnet tersebut dirangkaian secara seri.
Gambar 8.25. Stator Traksi Motor
3. Rotor
Rotor Traksi Motor, gambar 8.26 terdiri dari beberapa belitan yang tiap-tiap ujungnya disambungkan ke Komutator dengan cara disambungkan dengan patri yang kuat. Belitan Rotor sering disebut juga dengan istilah Jangkar. Belitan jangkar ditempatkan pada alur Rotor yang jumlahnya dalam bilangan genap.
Jumlah alur Rotor sama dengan jumlah lamel Komutator, hal ini disebabkan setiap belitan Rotor akan menempati dua alur dan tiap-tiap ujung belitannya dihubungkan dengan Komutator. Rotor dibuat dari tumpukan pelat-pelat tipis dari bahan ferro Magnet, yang tujuannya untuk memperkecil rugi-rugi hysterisis pada Jangkar.
4. Komutator
Komutator pada lop tunggal sederhana hanya terdiri dari dua keping lamel, penghantar pada motor DC dibelitkan dalam kepingan besi yang dibentuk bulat silinder dan diberikan alur-alur untuk menempatkan lilitan kawat yang selanjutnya disebut lilitan Rotor. Komutator Gambar-8.27 terdiri atas puluhan bahkan ratusan lamel-lamel, tergantung berapa jumlah alur dalam Rotor. Komutator terpasang dalam satu sisi ujung poros dengan Rotor. Lamel-lamel Komutator harus dibersihkan secara berkala dari kotoran yang dihasilkan oleh kon-tak antara komutator dengan sikat arang (Carbon Brush). Antara dua lamel dibatasi dengan bahan isolasi untuk memisahkan dua belitan yang berbeda.
Gambar 8.27: Komutator
5. Sikat Arang dan Pemegang Sikat
Sikat arang (Carbon Brush) ter-buat dari bahan Ferro Carbon yang dipadatkan. Sikat arang ditempatkan berhadapan de-ngan komutator, sehingga sikat arang selalu terhubung dengan lamel-lamel komutator. Sikat a-rang ditempatkan dalam peme-gang sikat (Brush Holder) yang dilengkapi dengan pegas.
Gambar 8.28, pegas akan menekan sikat ke permukaan komutator. Tekanan pegas harus terukur tidak boleh terlalu lemah atau terlalu kuat. Sikat arang harus diperiksa secara periodik. Jika terlalu pendek atau cacat harus diganti dengan yang baru.
Gambar 8.28. Sikat Arang dan Pemegang Sikat
6. Hubungan Pengawatan Stator dan Rotor
Dari diagram pengawatan Traksi Motor, Gambar-8.28 dapat dijelaskan bahwa Traksi Motor D-29, memiliki komponen sebagai berikut:
- Stator, memiliki empat (4) buah Medan Magnet Utama (Main Field) dengan notasi terminal F -- FF dan memiliki empat buah Magnet Bantu (Interpole) yang langsung dirangkaian secara seri dengan belitan Jangkar.
- Rotor, berupa belitan Jangkar yang diberikan notasi A-AA. Hubungan dari belitan Jangkar ke terminal luar melalui empat (4) buah Carbon Brush. Ujung-ujung belitan jangkar disambungkan secara seri dengan belitan Magnet Bantu (Interpole).
Gambar 8.29: Pengawatan Stator dan Rotor Traksi Motor
7. Putaran Traksi Motor
Ketika merangkai Traksi Motor harus diperhatikan letak kabel harus benar sesuai dengan arah putarannya. Jika terjadi kesalahan pada tahap ini dapat mengakibatkan kerusakan pada Traksi Motor dan Generator. Perbedaan Wiring Diagram, gambar 21 penyambungan pada motor lama dan baru adalah penyambungan kabel "A" dan Brush Holder, dan hubungan antara Interpole dan Brush Holder. Arah putaran motor dapat dibaca dengan mengamati Nose Suspension ketika Traksi Motor diberi aliran listrik.