Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman. Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau serikat pekerja. Di Amerika Serikat, organisasi keselamatan kerja bagi pekerja swasta dibentuk dibawah Departemen tenaga kerja dan disebut OSHA Occupational Safety and Health Administration). OSHA membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Diagram organisasi OSHA dapat dilihat pada Gambar 1.20. Organisasi ini terdiri dari 4 bagian:
- Bagian Perencanaan,
- Operasi,
- Logistik,
- bagian keuangan.
Personil organisasi bisa terdiri dari pemerintah, kepolisian, dokter, psikolog, tenaga ahli teknik, ahli jiwa, dan sebagainya. Di Indonesia, organisasi pemerintah yang menangani masalah keselamatan kerja di tingkat pusat dibentuk dibawah Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Disamping itu, organisasi semacam ini juga dibentuk di perusahaan-perusahaan, dan ikatan ahli tertentu.
Diagram Organisasi Sistem Komando Kecelakaan OSHA

Gambar 1.21. Organisasi OSHA
Rangkuman
Pemeliharaan dan perbaikan dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk: memperpanjang usia alat, meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan produktifitas, memelihara aset, dan sebagainya.
Sifat pemeliharaan dan perbaikan (PP) pada dasarnya dapat dibedakan menjadi PP yang direncanakan (PP preventif maupun korektif) dan PP yang tidak dapat direncanakan (PP yang bersifat darurat).
Untuk membantu pelaksanaan kegiatan PP diperlukan alat-alat bantu, seperti manual PP, multimeter, probe, dan lain-lain.
Kegiatan PP perlu dikelola dengan baik agar mendapatkan hasil yang optimal, yaitu biaya murah alat dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu, maka dibuat sebuah sistem manajemen PP, yang prinsipnya adalah: merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi seluruh kegiatan PP.
Dalam sistem manajemen PP, kegiatan PP dimulai dari adanya permintaan pekerjaan PP (W.R), diikuti dengan perintah kerja (W.O), dan diakhiri dengan penyimpanan file Backlog W.O. Sistem ini dapat dilaksanakan secara manual (semua tahap PP dikerjakan oleh masing-masing petugas), atau dapat juga dilaksanakan dengan bantuan komputer. Sistem manajemen berbantuan komputer biasanya disebut CMMS (Computerized Maintenance Management System).
Pada umumnya, CMMS terdiri dari 4 modul:
- Modul perencanaan W.O & penjadwalan;
- Modul kontrol inventaris pemeliharaan;
- Modul up-date data untuk pemeliharaan preventif;
- Modul laporan pemeliharaan.
Perangkat lunak CMMS dapat diunduh secara gratis dari internet. Tetapi untuk menggunakannya biasanya diperlukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi pengguna.
Masalah kesehatan dan keselamatan kerja pada dasarnya ditujukan untuk perlindungan para pekerja, orang lain atau peralatan yang digunakan untuk bekerja.
Kecelakaan dapat mengakibatkan 5K (kerusakan, kekacauan, keluhan dan penderitaan atau kesedihan, kelainan atau cacat, dan kematian.
Kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan:
- jenis kecelakaan;
- sumber atau penyebab kecelakaan;
- sifat luka
Pecegahan dan penanganan kecelakaan merupakan sebuah upaya untuk menghindari kecelakaan dan memperkecil resiko atau akibat dari suatu kecelakaan. Pencegahan tersebut dilakukan antara lain dengan melindungi diri terhadap sumber penyebab kecelakaan, misalnya dengan menggunakan pakaian dan atau peralatan perlindungan diri, disiplin dalam bekerja, selalu menjaga keber sihan lingkungan kerja agar tercipta suasana kerja yang aman dan nyaman.
Organisasi keselamatan kerja perlu dibentuk untuk melindungi para pekerja dari 5K. Ini dapat dibentuk oleh pemerintah, perusahaan, ikatan berbagai profesi, atau gabungan dari semua unsur tersebut. Di AmerikaSerikat, organisasi keselamatan & kesehatan kerja (OSHA) mengatur semua aspek yang berkaitan dengan keselamatan & kesehatan para pekerja dan pemberi kerja, mulai dari pengaturan tentang penyimpanan, pengolahan, pembuangan bahan berbahaya hingga prosedur penyelamatan darurat jika terjadi kecelakaan kerja.
Saran
Program dapat dibuat menjadi beberapa tahap, misalnya tahap sosialisasi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi secara keseluruhan. Tentukan target untuk setiap tahapan. Mintalah dukungan dari seluruh warga disekolah kalian (guru, teman-teman, tenaga kebersihan, koperasi, penyelenggara kantin, dan sebagainya). Buatlah evaluasi pada setiap akhir tahapan dengan melihat apakah target yang kalian harapkan telah tercapai. Jika belum, carilah apa kira-kira kendalanya, lalu mintalah saran dari guru kalian.