LAPORAN UJIAN AKHIR SEMESTER
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
PENYEBARAN TERNAK MENURUT JENISNYA DI KABUPATEN BANGKALAN
WAWAN CHAHYO NUGROHO
12131294
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
EL RAHMA
YOGYAKARTA
2018
BAGIAN 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Luasnya wilayah kabupaten Bangkalan menyebabkan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan kekurangan informasi tentang populasi hewan ternak. Kekurangan informasi tersebut berdampak pada rencana stratejik yang telah di rencanakan oleh dinas peternakan dalam menargetkan populasi dan produksi hewan ternak. Sulitnya meprediksi akan kebutuhan produk ternak karena permintaan akan kebutuhan produk akan ternak pada saat ini terus meningkat dari waktu ke waktu [1].
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana membangun sebuah Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk penyebaran hewan ternak di Kabupaten Bangkalan?
1.3. RUANG LINGKUP
Lingkup pengupasan pokok permasalahan dalam penelitian ini meliputi.
Proses:
- Aplikasi ini bersifat internal, yaitu hanya dapat dimodifikasi oleh admin Dinas Peternakan kabupaten Bangkalan.
- Metode analisis adalah analisis terstruktur.
- Pemetaan hanya di lokasikan di kabupaten Bangkalan sesuai dengan RUTR (Rancangan Umum Tata Ruang) Dinas Peternakan kabupaten Bangkalan.
- Polygon yang terdapat pada peta meliputi 18 kecamatan yang berada di kabupaten Bangkalan, titik (point) kecamatan , serta garis (line) batas kecamatan dan batas kabupaten/kota.
- Informasi data atribut berupa nama kecamatan, nama hewan serta jumlah populasi.
- Untuk pembaharuan data spasial hanya data populasi ternak yang dapat di perbaharui.
- Database yang digunakan MySQL, bahasa pemograman yang digunakan PHP dan javascript.
- Source map menggunakan Quantum GIS, Google Map, Google Fushion Table.
- Framework menggunakan Codeigniter.
Analisa yang direpresentasikan atau diramalkan:
- Produksi susu.
- Produksi daging.
- Produksi pupuk kandang.
- Distribusi pakan ternak.
1.4. SUMBER DATA
Sumber pengumpulan data primer merujuk pada BPS Daerah Kabupaten Bangkalan yang dapat diakses melalui alamat berikut https://bangkalankab.bps.go.id/statictable/2015/02/12/112/populasi-ternak-menurut-jenisnya-2013.html.
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.
Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain :
- Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS.
- Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.
- Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.
- Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS.
Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :
- Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder.
- Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.
- Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.
- Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia [2].
BAGIAN 2 KAJIAN DAN PEMBAHASAN
2.1. KAJIAN
Studi literatur guna menunjang pemecahan masalah ini didapat dari berbagai macam sumber di internet.
2.1.1. Pengertian SIG
SIG tumbuh sebagai respon atas kebutuhan akan pengelolaan data keruangan yang lebih efisien dan mampu menyelesaikan masalah-masalah keruangan. Para perencana dan pengelola sumberdaya alam maupun kalangan militer yang banyak menggunakan peta untuk menyajikan kondisi muka bumi, mulai merasakan bahwa pembuatan dan penggunaan peta manual memiliki banyak kelemahan. Selain sulit dilakukan perbaikan dan penambahan informasi, penggabungan peta dengan informasi dari sumber lain, apalagi secara multitema, tidak mungkin dilakukan. Dengan berkembangnya pemanfaatan komputer untuk penanganan data geografis pada awal tahun 1980an hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi. Teknologi SIG pun berkembang dan terus-menerus mengalami penyempurnaan seiring dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang memanfaatkannya (Suharyadi & Danoedoro 2004).
SIG adalah suatu sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi (memodelkan), menganalisis, dan menyajikan sekumpulan data keruangan yang memiliki referensi geografis atau acuan lokasi (Johnson 1996). Secara teknis, SIG juga merujuk pada suatu sistem informasi yang menggunakan komputer dan mengacu pada lokasi geografis yang berguna untuk membantu pengambilan keputusan (Puspisc UGM 2004) [3].
2.1.2. Pengertian Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak hanya pada pemeliharaaan saja, memelihara hewan dengan jumlah sedikit dan peternakan yang jumlah hewannya lebih banyak, perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktorfaktor pemeliharaan hewan ternak yang telah dikombinasikan secara optimal.
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.
Sejarah adanya kegiatan peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan peternakan anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya. Setelah masa peternakan Neolitikum, manusia juga mulai mengenal kegiatan beternak sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.
Dengan segala keterbatasan peternak dimasa lalu, kegiatan peternakan perlu juga dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan, sehingga peternakan rakyat dapat membantu perekonomian bagi pemilik, karyawan, serta konsumen yang membutuhkan sapi. Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan yang berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak [4].
2.1.3. Pengertian Google MAP
Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online disediakan oleh Google. Goolge Maps menyediakan teknologi canggih pemetaan digital. Selain bentangan landscape planet bumi, informasi lain seperti lokasi bisnis, kontak bisnis, dan jalur berkendara terbaik juga tampil pada peta digital tersebut. Namun perlu dicatat tidak semua Fitur Google Maps ini bisa dinikmati orang indonesia. Sebagaimana pernyataan resmi pihak Google sendiri kalau layanan Google Maps itu berbeda kualitas tergantung Negara (Zulni,2013). Google Maps juga menyediakan API bagi para pengembang aplikasi yang ingin memanfaatkan teknologi Google Map untuk diaplikasikan ke dalam project yang dibuat. Sebelum mulai menggunakan API, Anda harus mendaftarkan diri di Google untuk mendapatkan Web API Key. Anda tidak dapat menggunakan Google Maps API tanpa key. Akan terjadi kesalahan pada aplikasi dan peta tidak ditampilkan jika Anda tidak menggunakan API key, demikian juga jika Anda menggunakan kunci yang salah ketika Anda mencoba untuk menggunakan Google Maps API. Untuk alasan ini, Google Maps API key perlu direferensikan dalam setiap Aplikasi Maps Google aplikasi yang dibuat (Imaniar,2012) [5].
2.1.4. Pengertian API
API (Application program interface) adalah service yang menyediakan data dari server yang di request oleh client yang biasanya dalam format json. API merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah aplikasi Mobile / web frontend (Widodo W., 2017) [6].
2.1.5. Pengertian Quantum GIS (QGIS)
QGIS adalah perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG) Open Source yang user friendly dengan lisensi di bawah GNU General Public License. QGIS merupakan proyek tidak resmi dari Open Source Geospatial Foundation (OSGeo). QGIS dapat dijalankan pada Linux, Unix, Mac OSX, Windows dan Android, serta mendukung banyak format dan fungsionalitas data vektor, raster, dan basisdata [7].
2.1.6. Pengertian CodeIgniter
CodeIgniter adalah sebuah framework untuk web yang dibuat dalam format PHP, yang bersifat open source digunakan untuk membangun aplikasi PHP dinamis.
Tujuan utama pengembangan CodeIgniter adalah untuk membantu developer dalam membuat dan mengembangkan aplikasi berbasis web dengan lebih cepat, karena tidak perlu memulainya dari nol dalam menulis program.
CodeIgniter menyediakan berbagai macam fitur yang handal dalam membuat aplikasi web kompleks, dalam pengembangan, CodeIgniter sendiri dibangun dengan konsep MVC (Model, View, Controller) struktur kode yang dihasilkan menjadi lebih terstruktur dan memiliki standar yang jelas, adapun komponen-komponen MVC diantaranya (Wiswakarma, 2010).

Gambar 2. 1 Skenario konsep MVC
Model merupakan struktur data, secara spesifikasi class model mengandung fungsi kode yang akan membantu dalam segala proses yang berhubungan dengan database seperti memasukkan, mengedit, mendapatkan dan menghapus data dalam database.
View merupakan informasi yang disampaikan ke pengguna, sebuah View biasanya berupa halaman web, tetapi dalam CodeIgniter bisa berupa sebuah fragment halaman seperti header dan footer, view bisa juga berupa RSS atau sejenis halaman web lainnya.
Controller bertindak sebagai perantara antara model dan view dan semua sumber yang dibutuhkan, di dalam controller ini terdapat class-class dan fungsi-fungsi yang memproses permintaan dari View ke dalam struktur data di dalam Model.
Controller juga tidak boleh berisi kode untuk mengakses basis data, karena tugas mengakses basis data sudah menjadi tanggung jawab Model, tugas Controller adalah menyediakan berbagai variabel yang akan ditampilkan di View, memanggil model untuk melakukan akses ke basis data, menyediakan penanganan kesalahan, mengerjakan proses logika dari aplikasi serta melakukan validasi atau cek terhadap input [8].
2.1.7. Pengertian Bootstrap
Bootstrap merupakan salah satu framework CSS yang sangat popular di kalangan pecinta pemrograman website. Dengan bootstrap, proses desain website tidak dibuat dari nol, sehingga proses desain website lebih cepat dan mudah.
Sejak bootstrap dilengkapi dengan fitur responsive pada tahun 2012, bootstrap semakin banyak digemari dan semakin banyak ditemui website di internet yang menggunakan bootstrap dalam desainnya. Dengan fitur responsive yang disediakan bootstrap, maka website dapat dilihat dala berbagai ukuran layar seperti smartphone atau tablet dengan desain tetap teratur dan mengikuti ukuran layar (Abdullah, 2015) [9].
2.2. PEMBAHASAN
Penjelasan mengenai sistem informasi geografi kabupaten Bangkalan yang dibangun meliputi alat dan bahan, proses bisnis, operasional user dan operasional admin.
2.2.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi geografi kabupaten Bangkalan meliputi.
- Personal Computer
- Aplikasi QGIS
- Akun Google Fushion
- Framework CodeIgniter
- Framework Bootstrap
- Library CI-Ion Auth
- Library Google API Client
- Wampserver
- Notepad++
- Internet
2.2.2. Proses Bisnis
Sisem Informasi Geografi penyebaran ternak kabupaten Bangkalan memiliki alur proses mulai dari input data, edit data sampai menampilkan data dengan visualisasi map.
Administrator berperan melakukan update data jumlah hewan ternak yang tersebar di seluruh kecamatan kabupaten Bangkalan, selain itu Administrator juga dapat meninjau perubahan data tersebut baik mode visual maupun mode tabel, dan apakah sudah sinkron antara data di database dengan data di google fushion table.
User disajikan dengan data visual penyebaran hewan ternak di seluruh kecamatan kabupaten Bangkalan, selain itu disediakan juga fitur filtering yang memungkinkan user mendapatkan visualisasi data penyebaran hewan ternak berdasarkan kategori yang dikehendaki.

Gambar 2. 2 Diagram konteks web gis kab. Bangkalan
2.2.3. Operasional User
Default tampilan home page menyajikan informasi bagi user tentang penyebaran ternak secara menyeluruh untuk semua kategori.

Gambar 2. 3 Default home page user
Menu Filter By, memungkinkan user fokus terhadap informasi hewan ternak tertentu.

Gambar 2. 4 Menu filter by kategori ternak
Filter by kuda, memungkinkan user fokus terhadap informasi penyebaran ternak kuda.

Gambar 2. 5 Display filter by kuda
Filter by sapi, memungkinkan user fokus terhadap informasi penyebaran ternak sapi.

Gambar 2. 6 Display filter by sapi
Filter by sapi perah, memungkinkan user fokus terhadap informasi penyebaran ternak sapi perah.

Gambar 2. 7 Display filter by sapi perah
Filter by kerbau, memungkinkan user fokus terhadap informasi penyebaran ternak kerbau.

Gambar 2. 8 Display filter by kerbau
Filter by kambing, memungkinkan user fokus terhadap informasi penyebaran ternak kambing.

Gambar 2. 9 Display filter by kambing
Filter by domba, memungkinkan user fokus terhadap informasi penyebaran ternak domba.

Gambar 2. 10 Display filter by domba
2.2.4. Operasional Admin
Default tampilan dashboard admin menyajikan informasi bagi admin tentang penyebaran ternak secara menyeluruh untuk semua kategori dalam bentuk tabel.
Halaman login, sebagai autentikasi bagi pengguna yang memiliki hak akses istimewa untuk mengakses dashboard administrator.
Tersedia 2 tabel, yang mana paling atas merupakan tabel database, sedangkan paling bawah merupakan tabel googe fushion. Kedua tabel tersebut memungkinkan admin melakukan peninjauan terhadap sinkronisasi data antara database dengan google fushion table.
Search box, memungkinkan admin melakukan sortir terhadap daftar tabel database berdasarkan keyword tertentu.
Tombol edit pada kolom action memungkinkan admin melakukan update data hewan ternak per kecamatan. Pada saat tombol ini digunakan, maka admin akan dialihkan ke halaman edit berdasarkan baris yang diseleksi. Pada halaman edit kami batasi hanya field tertentu yang editable, selebihnya disable karena menyangkut integritas data seperti id kecamatan, geometry dan nama kecamatan. Apabila admin mantap dan yakin dengan perubahan data yang dilakukan maka tombol submit dapat di tekan untuk mengeksekusi. Namun apabila admin ragu dengan perubahan data yang dilakukan, maka tombol back pada browser dapat digunakan untuk cancel.
Tombol cek public memungkinkan admin meninjau perubahan data dalam bentuk visual melalui halaman public.
Tombol logout memungkinkan admin mengakhiri aktifitas update data di panel administrator, selain itu juga dalam rangka mengamankan dashboard dari seseorang yang tidak berhak mengaksesnya.
Lebih jelasnya mengenai apa saja fitur-fitur yang terdapat pada panel administrator dapat dilihat pada Gambar 2. 11 Default tampilan panel admin dan Gambar 2. 12 Display halaman edit.

Gambar 2. 11 Halaman login

Gambar 2. 12 Default tampilan panel admin

Gambar 2. 13 Display halaman edit
BAGIAN 3 PENUTUP
3.1. Simpulan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diantarana:
3.2. Saran
Berdasarkan pengalaman selama pengujian aplikasi ini, maka penulis menyarankan:
- Saat updating data, ada kalanya nilai latency membengkak sehingga data yang dikirim ke server google fushion menjadi terlambat, maka perlu melakukan refresh beberapa kali dashboard admin.
- Saat updating data, ada kalanya request time out terhadap server google fushion, sehingga efek update data hanya sampai di database, maka yang perlu dilakukan hanya resubmit baris yang mengalami RTO (Request Time Out).
- Aplikasi ini masih bisa dikembangkan, jika ditinjau dari beberapa aspek seperti desain UI, fitur dan operasi CRUD.
DAFTAR PUSTAKA
- [1] Tamam, B., Djasuli, M., 2016, Analisis Implementasi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 -- 2018, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura , vol 9, hal 85-94.
- [2] Badan Pusat Statistik, 2013, Populasi Ternak menurut Jenisnya, https://bangkalankab.bps.go.id/statictable/2015/02/12/112/populasi-ternak-menurut-jenisnya-2013.html, diakses tanggal 16 Januari 2018.
- [3] Yuwono J.S.E., 2007, Kontribusi Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Berbagai Skala Kajian Arkeologi Lansekap http://geoarkeologi.blog.ugm.ac.id/files/2010/06/ywn_sig-lansekap_2007.pdf, diakses tanggal 16 Januari 2018.
- [4] Nisa S.R.A.K., 2015, Analisa Strategi Bisnis dan Perancangan E-marketing Pada PT. Lembu Besar Sejahtera (LBS), Tesis, Sistem Informasi dan Manajemen, BINUS University, Jakarta. http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail.aspx?ethesisid=2015-2-00237-MNSI, diakses tanggal 16 Januari 2018.
- [5] Nurnawati E.K., Muryanto J., 2014, Aplikasi Mobile Berbasis Lokasi Untuk Penyedia Lokasi Layanan Kesehatan di Yogyakarta, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014, Yogyakarta, 15 November2014. http://repository.akprind.ac.id/sites/files/A293-300%20Erna%20K.pdf, diakses tanggal 16 Januari 2018.
- [6] Widodo W., S.Kom., M.Kom., 2017, Desain API dan Testing, Modul Matakuliah Web Service, STMIK EL Rahma, Yogyakarta.
- [7] Anonim, 2018, Tentang QGIS, https://qgis.org/id/site/about/index.html, diakses tanggal 16 Januari 2018.
- [8]. Wiswakarma K., 2010, 9 Langkah Menjadi Master Framework CodeIgniter, Lokomedia, Yogyakarta.
- [9] Abdullah, R., 2015, Web Programming is Easy, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.