Sepanjang sejarah karir saya dalam kancah persepakbolaan, hanya pada waktu membela PS. Unisem-lah yang memberikan pelajaran komplit baik secara teori maupun praktek, jika sebelumnya saya mengenal sepakbola hanya sebatas skill individu dan insting, namun pada saat membela PS. Unisem saya mendapatkan pelajaran yang lebih.

Materi yang diberikan masih berupa hard copy, namun saya masih menyimpannya baik – baik sampai pulang ke tanah lahir beta, hingga suatu saat modul ini mengalami kerusakan fisik dan untuk menjaga nilai history beserta ilmunya, maka inilah alasan saya mengemasnya kedalam catatan digital.
Ok gan, semoga bisa bermanfaat, “keep spirit and fair play”
Materi ini diberikan oleh pelatih kami yang bernama Pak Pong dengan judul:
GO! BIP CUP, Trilogy Succes (Skill, Know How and Motivation)… -Oleh Pak Pong
A. Belajar Strategi Sepakbola
A.1. SWEEPER / LIBERO
- Libero harus menjadi “the last man standing” sebelum pemain bertahan
- Menjadi penutup “celah antara” defender pada saat posisi bertahan (dengan pergerakan dari sisi ke sisi) jarak dengan full back hanya beberapa meter di depan. Note: perhatikan pergerakan pemain yang membentuk “open angle” guna mengantisipasi “passing lines” yang dikembangkan oleh lawan
- Pergerakan libero (yang berperan sebagai full – back) harus terjaga jangan bergerak terlalu jauh kepinggir lapangan, karena akan menyulitkan intercept pada daerah yang terbuka
- Modal utama adalah “good ball handling” dan self confidence.
A.2. STOPPER / CENTER FULL – BACK
- Sebagai garis pertahanan terakhir untuk “offside trap”
- Note : pada saat menyerang posisinya tidak boleh lebih dari ½ lapangan, hal ini untuk menjaga counter attack lawan.
- Bisa digunakan 1 atau 2 orang atau tergantung situasi / kualitas lawan
- Mengantisipasi setelah tendangan keeper apabila tendangan keeper tidak bagus maka orang pertama yang melakukan defense adalah stopper
- Menjadi option pertama untuk safety passing dari pemain tengah
- Apabila stopper ikut menyerang ( saat corner kick ) maka 2 full back harus bertanggung jawab menggantikan posisinya.
- Modal utama: aggressiveness, strength, speed, good heading ability dan keberanian untuk duel one by one.
A.3. FULLBACK
- Pemain pendamping untuk stopper pada sisi kiri dan kanan
- Menutup daerah pertahanan pada sisi luar (tiang jauh)
- Menjadi orang pertama yang melakukan ball interception pada saat terjadinya serangan
- Ikut aktif dalam penyerangan dengan memposisikan diri ke sisi luar guna mendukung winger dan apabila diperlukan untuk melakukan overlap dengan winger untuk membuat option
- Modal utama: speed dan stamina
A.4. MIDFIELDER (defensive dan offensive midfielder)
- Menjaga keseimbangan pada saat offense maupun defense (harus tetep fit dan aktif dalam melakukan pergerakan)
- Pada saat defense, pemain ini harus segera menjaga lawan yang berada pada posisi terjauh dari dirinya, saat teamnya mendapat tekanan
Pada offense tanpa bola:
- Dia harus melakukan gerakan memotong ke arah lapangan tengah
- Posisinya harus tetap melebar dengan pemain lain, terutama pada saat membangun serangan, hal ini dilakukan untuk membuka area dan menentuan arah serangan
- Diperlukan pergerakan tanpa bola dengan melakukan sprint di daerah kosong (terutama pada sisi luar pertahanan lawan) untuk membantu winger menentukan arah serangan
- Modal utama: good stamina / endurance, speed dan mampu melakukan man to man marking
A.5. WINGER
- Pada dasarnya, pemain pada posisi ini sama denga striker – hanya saja penempatan posisi berada di luar pertahanan lawan.
- Typical pemain ini juga harus melakukan penetrasi ke daerah pertahanan lawan baik dengan atau tanpa bola
- Pada saat menjemput bola bawah supaya selalu dari arah luar bidang permainan, hal ini sekaligus untuk menarik pemain lawan dari daerah tengah.
- Pergerakan dengan bola tengah supaya dilakukan dengan gerakan paling efisien, yaitu dengan momtong arah diagonal ke kotak penalty.
- Pergerakan dengan bola pada daerah luar pertahanan supaya bias melakukan fast dribbling pada saat hendak melakukan crossing ball,, posisi kaki yang menendang harus satu tapak mendahului bola untuk mendapatkan “cruved in effect”. Kondisi bola seperti ini mempunyai momentum pantul yang sangat kuat pada saat impact dengan heading atau half – volley.
- Pergerakan tanpa bola winger juga harus menjadi option untuk striker, yaitu dengan melakukan gerakan blocking pada pemain lawan dan sekaligus menjadi server.
- Modal utama: good speed, stamina and accuracy (not power).
A.6. STRIKER
- Pemain ini harus mempunyai ball skill yang bagus dan ditunjang oleh stamina yang paling fit, karena harus bergerak aktif dalam menunjang setiap penyerangan.
- Pada saat dribbling mata tidak boleh terpaku kepada bola, tetapi lebih kearah bidang penyerangan.
- Selalu melakukan pergerakan tanpa bola atau melakukan blocking
- Pada saat penyerangan pemain ini harus selalu aktif, terlibat dalam pergerakan bola ( jemput bola ) dan segera mendistribusikan bola.
- Pada saat team kehilangan bola, maka pemain ini harus segera turun untuk melakukan “marking” guna menghambat laju lawan dalam menyerang.
- Modal utama : good game vision, intuitive and mental strength.
B. Elemen Dasar Sepakbola
B.1. FINISHING
Kegagalan dalam melakukan finishing biasanya berpengaruh pada team possession. Hal terjadi pada saat passing bola pada daerah / posisi yang beresiko untuk direbut lawan.
Situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan finishing:
- Option passing terbatas / posisi tertekan / kondisi terburu - buru.
- Passing line yang sangat sempit
Prioritas finishing dianjurkan pada kondisi:
- Ada support pemain dalam kotak penalty (rebound 1).
- Tendangan jarak jauh (akurasi ke gawang), sehingga pemain pendukung yang ada di kotak penalty dapat melakukan rebound *pastikan ada support 1 atau 2 pemain dalam kotak penalty.
B.2. SHOOTING
Lakukan bila jarak terukur dengan power dan accuracy, namun keputusan ini tidak harus dilakukan bila mendapat alternative lebih baik yaitu ada pemain pendukung yang lebih mempunyai shooting angle lebih akurat dan pasti untuk mencetak goal.
Harus di ingat bahwa keputusan dalam melakukan shooting ( goal attempt ) harus mempertimbangkan keseimbangan ball possession apabila tendangannya tidak “on target” keseimbangan pemain (offense dan defense) menjadi sangat vital bila team kehilangan bola.
B.3. BERGERAK TANPA BOLA (Finishing Runs)
Finishing runs adalah pergerakan tanpa bola yang bertujuan untuk memperbanyak option dalam melakukan offense passing / shooting. Kunci utamanya adalah: sentuhan satu dua.
Attention:
- Dummy run = pemain yang melakukan hal ini pada dasarnya hanya untuk mengacaukan defender tanpa ada intention untuk menguasai bola.
- Direct run = pemain melakukan perrgerakan tanpa bola langsung kearah bola sedekat dan secepat mungkin dengan posisi bola, scara psikologis akan berpengaruh terhadap lawan karena akan menimbulkan multi prediction kemana arah bola akan diberikan (direct run ini harus mengarah langsung ke dribbler (pembawa bola ) atau goal line lawan.
- Indirect run = pergerakan ini untuk lebih membentuk passing angle, dengan bergerak menjauh dari dribbler, hal ini bagus sekali dilakukan guna memperbanyak “angle offense” dan membuka daerah pertahanan lawan, lihat gb. Berrikut:

C. Strategi Menyerang (Offense)
C.1. SHORT PASSING
- Untuk kondisi short passing bola harus mengarah langsung ke kaki
- Apabila anda melakukan support run, anda harus melakukan Eye Contact atau panggil nama sebelum melakukan sprint (ini untuk memperkecil error passing)
- Apabila anda dikawal pemain lawan, pastikan bahwa anda menjemput bola , jangan menunggu bola datang. Hal ini untuk memberikan anda waktu dan langkah lebih sebelum menerima bola sehingga baik untuk keseimbangan.
- Note: jarak = waktu (prinsip).
- Artinya semakin dekat jarak kita dengan lawan maka semakin sempit waktu kita untuk memiliki option.
C.2. OVERLAP PASSING
Teammate yang akan mngambil overlap maka harus melakukan sprint dan melebar menjauh dari jangkauan intercept defender lawan.

C.3. BALL DISTRIBUTION UNTUK SERVER (DRIBBLER)
- Prinsip passing bisa dikategorikan sesuai dengan arah dimana kita menghadap.
- Ruang kosong (open space) adalah ruang dibelakang defender.
- Passing ball di daerah ini akan sulit sekali diantisipasi oleh defender. Pada situasi ini, bisa digunakan chip passing atau wall passing, sehingga pemain pendukung dapat melakukan overlap run.
- Adapun Changging direction dengan passing sejajar bagus digunkan untuk merubah arah serangan dan membuka daerah serangan yang baru.
- Ilustrasi diagram dibawah akan menggambarkan play maker option (dribbler / server) dalam menentukan passing di wilayah penguasaan bolanya (player circle).

C.4. MEMBUAT PASSING ANGLE
- Pada saat menyerang semakin dekat jarak kita ke teammate, maka akan semakin cepat bola di distribusikan atau di dribbling atau dll. (kondisi ini membutuhkan speed dan agility).
- Note: jarak aman untuk melakukan passing adalah 5- 10 m. Bola akan mudah diterima dan dikontrol oleh teammate.
- Ilustrasi dibawah menggambarkan pergerakan posisi teammate dalam membuka “passing angle” yang tujuannya memberikan kita banyak option dalam melakukan tindakan selanjutnya (passing/ dribbling / shooting).

D. Strategi Bertahan (Defense)
D.1. PRESSURING THE BALL
- Pressuring the ball merupakan prinsip utama dalam melakukan defense, terutama pada pemain penyerang yang dekat dengan goal-line.
- Hal ini akan memberikan tekanan pada lawan dan mengurangi option passing.
- Ingat rumus [jarak] = [waktu]
- Semakin cepat dan dekat kita melakukan pressure, maka pemain lawan akan semakin sempit melakukan option.
- Lihat Gb. Dibawah, pressure yang kita lakukan harus dengan arah interception kearah bidang berbahaya.
- Posisi badan kita saat melakukan pressure harus mengarah keluar bidang berbahaya.
- Lakukan pergerakan semi zig-zag, karena hal ini juga akan mempersempit gerak dribbling penyerang (jangan melakukan gerakan memotong lurus)!!
- Pressure ball juga akan mengurangi passing-line lawan yang akan mendukung.
- Pada ilustrasi di bawah di gambarkan arah [a] akan menjadi tujuan pemain lawan dalam melakukan penetrasi atau pemain lawan akan melakukan passing kearah . hal ini dikarenakan passing line pemain [2] telah tertutup oleh interception kita, sehingga pemain [2] tidak bisa melakukan support penyerangan.
- Hal ini juga akan menyebabkan pemain lawan keluar dari daerah penyerangan.

D.2. DOUBLE TEAM
- Situasi defense seperti ini biasa dilakukan secara kolektif, salah satu pertimbangannya adalah untuk menghadang pemain typical sprinter.
- Basic position dalam melakukan teaming adalah defense lapis kedua, menempatkan posisi diagonal dengan pemain depannya..
- Pada double team seperti ini defender [1] dapat melakukan tackling, sehingga pemain penyerang akan membelokan arah dribbling dan selanjutnya akan menjadi tugas defender [2] untuk melakukan interception.
- Posisi defender dalam melakukan double team tidak boleh terlalu jauh, agar area interception dapat terjanggkau.

D.3. BACKUP
- Pada prinsipnya, pemain yang terdekat dengan bola harus selalu melakukan pressure ball terlebih dahulu (defender[1])
- Defender [2] harus selalu melakkukan backup dengan menempatkan diri debelakang defender [1], lihat area interception pada ilstrasi dibawah.
- Namum tetap harus di ingat bahwa mengarahkan daerah interception harus keluar dari bidang permainan.

E. Ketrampilan Kaki (Footwork)
E.1. BODY FEINT
Gerak tipu dengan badan = condongkan badan pada satu sisi lawan dan bergerak pada sisi yang berlainan bersama dengan bola.
Fungsi: untuk melepaskan one on one marking.
Cara melatih:
- Langkah didahului dengan pundak condong ke depan dimana kita ingin melakukan body feint, kemudian gerakan arah bola ke area yang berlawanan.
- Tumpuan kaki pada moment ini harus pada arah dimana kita melakukan gerak tipu.
- Gerakan diatas bisa dilakukan dalam posisi “face to face” ataupun “back to back” dengan lawan.
E.2. SPINNING
Gerak memutar badan dan control bola pada arah putaran, lakukan control bola dengan instep (kaki bagian dalam).
Fungsi: Untuk membuka “open angle” dan melakukan tindakan selanjutnya (shooting / passing)
Cara melatih:
- Gunakan kaki pada ¾ ujung untuk melakukan spinning.
- Pada saat yang bersamaan tarik arah bola kedalam arah spinning dengan menggunakan instep.
E.3. DUMMY PASSING
Untuk mengalahkan defender dengan cara “ball by passing” atau melewatkan bola diantara kaki atau dengan melakukan gerak tipu.
Attention: Gerakan dummy passing ini harus dilakukan denga tandem!
Fungsi: Untuk mengalahkan defender pada saat posisi kita terlalu dekat dan kita melihat posisi kawan di daerah bebas dan segaris.
E.4. WALL PASSING (flick of the ball)
Gerak yang dilakukan untuk memberikan bounch – passing (pantulan) dengan sentuhan ringan tapi terkontrol ke daerah bebas untuk memberikan kesempatan pada tandem kita untuk melakukan tindakan selanjutnya (shooting / passing).
E.5. TEAMMATE COMMUNICATION (eye contact, pointing, or call a name)
Pada saat bermain, selalu lakukan komunikasi situasi sekitar anda, terutama pada saat tamdem menguasai bola, ingat posisi kita tanpa bola akan selalu lebih mudah untuk melakukan itu.
Dengan melakukan ini, kita ikut aktif dalam permainan yang sedang berlangsung. Komunikasi ini bisa berupa instruksi ataupun peringatan untuk tindakan selanjutnya.
E.6. BALL CROSSING
Sebagai winger atau midfielder sangat penting sekali untuk dapat melakukan penempatan bola dengan cara crossing (umpan lambung jauh), kita harus membayangkan sebuah imaginery box dimana bola harus masuk pada wilayah tanpa tersebut tanpa gangguan.
Fungsi:
- Menghindari tackle atau intercept dari lawan.
- Dapat digunakan sebagai direct ball pada jarak ½ lapangan.
E.7. SWITCHING DRIBBLING (pick and roll)
Pada saat satu – dua pemain dalam wilayah lawan, maka gerak tipuan ini dapat dilakukan untuk mengecoh perhatian lawan saat mereka melakukan pengawalan ketat pada dribbler.
Situasi yang memungkinkan kita untuk melakukan pick/roll ini harus dilakukan dengan kode dan “meeting point” serta timing yang tepat.
E.8. BALL JUGGLING
Meskipun keliatnnya seperti bermain-main namun perlu dilakukan untuk memperbaiki ball control.
F. Mental Juara (Winning Character)
Tujuan jangka panjang dari team sepakbola yang hendak dibangun oleh kepengurusan baru (periode 2007) adalah sebuah team yang mempunyai “winning character”. Sebuah cita-cita yang bertujuan membangun mentalitas dalam olah raga secara benar guna meningkatkan level self confidence pemain. Untuk mencapai tujuan ini, maka perlu dikembangkan metode yang tepat guna. Pengembangan metode ini tentunya dengan mempertimbangkan aspek sosial dan pekerjaan, serta fungsi dan kebuttuhan dalam konteks lingkup karyawan,seperti halnya dalam penerapan bobot, prioritas dan focus latihan.
“Mentalitas dari sebuah winning character pada hakekatnya adalah level dari sebuah self-confidence seorang pemain dan team untuk mencapai suatu target”
Satu hal mendasar yang ingin disampaikan adalah ukuran kesuksesan pembinaan pemain adalah kebeerhasilan dalam membentuk mentalitas pemain itu sendiri. Untuk mempersempit bagaimana kita dapat meningkatkan level self-confidence adalah dengan mengetahui secara jelas tugas pokok pemain pada tap posisi. Dengan mengetahui secara pasti tugas pokok dan kewajiban masing-masing, diharapkan pemain mempunyai tanggung jawab dan rasa percaya diri untuk menjalankan fungsinya.
Stress management adalah sebuah hubungan antara mental fatigue dengan level self-confidence.

Apabila kita perhatikan grafik diatas, terlihat hubungan antara over confidence dan low confidence, dalam grafik tersebut digambarkan:
- Apabila seorang pemain mengalami over confidence, maka berakibat performanya menurun.
- Dan sebaliknya, jika seorang pemain dengan low confidence akan membuat pemain tersebut tidak dapat mencapai performa terbaiknya.
Dapat dikatakan bahwa pressure yang diberikan ke pemain itu rendah, maka pemain tidak akan mengalami perkembangan yang significant.
Dalam konteks ini, pressure dalam frequency latihan dan permainan yang tinggi akan memberikan dampak positif untuk meningkatkan performance seorang pemain.
Note:
- Ini yang harus dikatakan dalam setiap sesi latihan, bahwa kita harus berani menembus batas rasa sakit (psychological barrier).
- Namun satu hal yang harus diingat bahwa, pressure dan performance tentunya ada batasannya, sebagaimana digambarkan pada grafik diatas. Hal ini merupakan peran utama seorang pelatih dan team official untuk mengawasi, meningkatkan dan menjaga peak performance selama munkin, dengan demikian mental pemain menjadi terlatih melalui peningkatan seslf confidence secara bertahap.
F.1. Apa hubungan diatas dengan sepakbola?
Jenis olahraga yang memerlukan penguasaan daerah (zone marking) seperti halnya sepakbola untuk membangun confidence level yang cukup bdari sebuah team, maka hal terpenting adalah dengan memulainya dari tiap individu pemain, kemudian secara bertahap meningkat pada unit kecil dan akhirnya secara keseluruhan, sehingga team akan mempunyai koneksitas antar lini dengan baik.
F.2. Level self confidence punya batasan (upper – lower limits)
- Upper limit, dapat diartikan sebagai ambisi pamain itu sendiri, dimana pemain tersebut memiliki setting target yang tinggi dan hendak dicapainya.
- Lower limit, adalah perasaan gamang (malas), tidak komitmen dan takut akan kegagalan dalam sebuah latihan atau pertandingan.
F.3. Lalu bagaimana idealnya?
Pemain harus mempunyai ambisi, di imbangi dengan performance yang memadai serta menghilangkan rasa takut akan gagal.
Pentingnya tugas pelatih dan official adalah untuk selalu berusaha mencapai ambisi yang ralistic dan lebih bersifat membangun. Kesalahan (kekalahan) dalam setiap permainan adalah hal yang harus disikapai dengan wajar, dan menjadikannya sebuah pelajaran.
F.4. Element self-confidence
Peningkatan self confidence tentunya tidak bisa secara mudah dibebankan pada setiap pemain. Hal ini perlu tingkat latihan yang memadai dan kesinambungan. Adapun tiga hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan self- confidence adalah:
- Technique = pemain harus mampu melakukan sebuah gerakan dribbling, passing dan shooting dengan suatu tujuan yang jelas.
- Insight = pemain mampu melakukan pengamatan ruang lingkup permainan yang sedang berlangsung secara cepat dan segera menentukan prioritas tindakannya, apakah akan melakukan backup atau suupport.
- Commmunication = melatih kemampuan pemain untuk mengkomunikasikan situasi permainan dengan pemain terdekatnya dan melakukan tindakan active.
Hal diatas harus didukung oleh pemahaman tugas pokok dari seorang pemain dan rencana yang baik (game plan), sehingga pemain dapat menentukan prioritas tindakannya dengan cepat dengan impulse (reaksi) pikiran yang tenang.
Pencapaian kondisi inilah yang disebut sebagai focus, untuk menggunakan focus dengan baik, maka bidang pemain harus diperhatikan secara proposional oleh pemain yang paling dekat dengan pergerakan bola, sehinggadiharapkan seluruh unit dapat mengantisipasi situasi dengan lebih realistis (reaksi yang secukupnya, tidak berlebihan) contoh: terjadinya penumpukan pemain pada satu bidang permainan.
Hal penting dalam menghilangkan “perasaan tertekan” adalah dengan mengurangi tingkat perasaan gamang dan takut akan kegagalan (apapun nanti hasil akhirnya), bila seorang pemain memiliki feeling yang relax dan confidence dalam menyongsong sebuah pertandingan ini merupakan ciri pemain yang dapat melepaskan “perasaan tertekan”.
Namun harus diingat bahwa pada saat pemain tersebut mendapatkan tekanan di lapangan, maka jangan sampai kondisi psikologinya menjadi terbalik, yaitu pikirannya dikuasai oleh “reptilian brain” yaitu refleksi tindakan yang lebih mengutamakan insting.
Guan menjaga hal diatas tidak terjadi, maka permainan perlu dimulai dalam unti kecil dan selalu mengedepankan rencana (game plan). Dengan menjalankan game plan, maka pemain tersebut dianggap telah memperhitungakan resik yang bisa dihadapi (risk management) dan jika kehilangan bola maka response pemain tersebut akan menjadi realistis dalam melakukan pressure ke lawan.
Bila kondisi diatas dapat tercapai maka inilah yang disebut dengan “tempo” dan bila sebuah team berhasil mengatur tempo denga baik maka self confidence akan meningkat dengan sendirinya dan pada akhirnya team tersebut dapat menguasai pertandingan.
Dalam pertandingan setiap game mempunyai sifat yang unik, karena permainan ini membawa sifat yang disebut “chaotic game”. Artinya sesering munkin kita dapat membingungkan lawan, maka kita dapat mengusai permainan, level self confidence dan ketenangan dalam bermain akan menjadi kunci sukses bagi setiap pemain yang menyadarinya, maka team tersesbut akan terhindar dari “chaotic” atau kekacauan dalam bermain.
Intisari
- Competitiveness atau feeling untuk bersaing, yaitu pemain yang memiliki jiwa bersaing yang tinggi maka akan selalu mencoba untuk unjuk kemampuan pada setiap event (latihan ataupun tandingan). Hal ini penting sekali, karena tipikal pemain seperti ini tidak akan mudah merasa kalah. Kita membutuhkan perasaan ini.
- Self confidence adalah modal no.1 yaitu mental skill yang harus dimiliki oleh setiap pemain. Secara sederhana dapat digambarkan, perasaan percaya diri untuk tampil prima dalam setiap permainan dan pada dasarnya, mereka ini sebenarnya sudah menjadi pemenang. Mereka selaku akan berpikir dan bertindak dengan sangat percaya diri, dan kadang aura yang ditimbulkan akan membuat lawan menjadi kalah sebelum bertanding.
- Composure yaitu kesiapan pikiran untuk meredam stress. Kesiapan mental dalam menyikapi sebuah kesalahan yaitu “jangan selalu memikirkan kesalahan yang kita buat akan tetapi pikirkanlah bagaimana cara memperbaikinya”.
- Focus yaitu menjaga perhatian kita pada rencana yang telah ditentukan dan menjalankannya, ini sangat penting. Contoh: Apabila terjadi kegagalan dalam melakukan plan-A, maka pemain dengan focus yang baik akan segera melakukan refocusing ke plan-B secara cepat, bukan malah bingung, karena ini adalah dasar commonality (persamaan) resposne dari sifat seorang atlit.
G. Implementasi Formasi

G.1. Pola Dasar Formasi Ini Adalah:
Saat offensive position
- Formasi ini akan lebih mengutamakan support dari winger dan offensive midfielder
- Tugas Libero (Defensive Midfielder) adalah menjaga ruang terbuka yang ditinggalkan offensive midfielder saat melakukan serangan.
- Pergerakan striker tunggal harus lebih kearah lebar lapangan (lateral movement) dengan memanfaatkan support dari dua winger dan salah satu offensive midfielder.
- Second line offensive, dengan memanfaatkan pergerakan lateral striker, maka midfielder + winger dapat menempati second line position untuk melakukan blocking shoot (dengan wall atau passing).
Saat defensive position
Pergerakan libero lebih prioritas sebagai interceptor pertama (sebelum sampai defender) yang akan ditopang oleh double stopper (dimana salah satunya berfungsi sebagai sweeper), sehingga peran libero. disini adalah sebagi breaker.
Kelemahan
Pada saat offense, innefficiency pemanfaatan ruang serangan. Yaitu apabila pemain tidak secara efisien memanfaatkan ruang lebar lapangan, maka akan terjadi penumpukan pemain di depan kotak pinalty.
Kecenderungan winger akan melakukan pergerakan disisi luar lapangan.
G.2. Pada Saat Offense

Group 1:
Salah satu Stopper bertindak sebagai Sweeper dalam melapis breaker.
Group 2:
Gap antara Group 1 & diisi oleh Breaker & Wingbacks.
Group 3:
Striker bergerak lateral dan waspada terhadap umpan terobosan (thru passing). Kedua Wingers dan Midfielders juga harus berfungsi sebagai second line shooter.
G.3. Pada Saat Defensive

Tidak boleh terjadi penumpukan pada Group 1 untuk menghindari Chaos (kekacauan) dan response yang berlebihan saat menghalau bola.
Pemain Group 2 bertanggung jawab menjaga kesiapan dan kecepatan apabila group 1 berhasil menguasai bola.
Pemain Group 2 juga bertanggung jawab sebagai interceptor pertama saat terjadi serangan.