Page 41 pelaksanaannya GPS ditempatkan pada mesin-mesin bergerak (sejenis traktor untuk pembajak, penyemprot, penebar pupuk). Bersama dengan sensor/alat lain, data lain juga dapat dikumpulkan: kelembaban tanah, keasaman, salinity, kedalaman tanah untuk sebagai bahan analisa GIS nantinya. Saat ini GPS memiliki resolusi yang cukup baik: untuk yang navigasi sekitar 10-20m, differential GPS (dGPS) 2-5m, sedangkan yang real-time (RTK) GPS bisa sampai 5 cm. Precicion farming seperti di atas tentunya membutuhkan biaya mahal dan sulit untuk diaplikasikan di negara kita. Mobile phone yang banyak dimiliki masyarakat, saat ini banyak yang telah dilengkapi dengan GPS (in-built). Dengan biaya yang murah, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pertanian, selain juga sebagai wahana meningkatkan pengetahuan spatial para petani kita. Sebuah penelitian dilakukan oleh Guan et al (2006) menyebutkan bahwa GPS-enabled mobile phone dapat digunakan untuk membantu para petani dalam mengelola lahannya (studi kasus lahan tebu). Dalam penelitian ini, mobile phone diintegrasikan dengan database central melalui internet. Sehingga petani dapat melakukan input data pada database dari lapangan langsung. Dari sini kemudian data-data ini di olah di central database dengan data lain menggunakan GIS untuk keperluan analisa yang lain. Hasil penelitian menyebutkan standard deviasi dari error GPS sebesar 14.6 m dan diperlukan 1-2 menit untuk proses perekaman data melalui cellular phone. Hal ini dimaklumi mengingat kekuatan GPS pada mobile phone yang masih standar serta kecepatan internet (wireless) yang terbatas. Akan tetapi untuk data2 yang tidak memerlukan tingkat presisi koordinat yang tinggi, GPS-enabled mobile phone layak dijadikan pilihan. Data yang dapat diupdate secara otomatis meliputi cuaca, persil tanah yang sedang di kerjakan, koordinat secara umum, elevasi, tanggal/jam. Data lain yang bisa diinputkan secara manual berupa jenis pekerjaan, jenis pupuk, tanaman, jumlah pekerja, dll. Semua data ini tentunya sangat membantu bagi petani dalam management lahan mereka secara sistematis dan efficient. Mobile-phone yang saat ini banyak dimiliki masyarakat, selain memiliki GPS juga ada yang sudah dapat di install peta digital didalamnya. Hal ini tentu lebih memudahkan lagi karena tidak perlu koneksi internet dalam pelaksanaan pengukuran. Secara manual hal itu juga bisa dilakukan. Misalnya dengan merekam posisi koordinat pada GPS kemudian memplotkannya pada peta kertas. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting. Pemerintah dapat membangun aplikasi webmapping yang memingkinkan para petani melihat dan mengupdate sendiri data pertanian mereka di website central. Data ini sangat bermanfaat bagi petani dan juga pemerintah. Pemerintah pun akan lebih mudah mengkomunikasikan arahan kebijakan kepada petani melalui media online tersebut.
Page 42 5. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tigaD serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca. Pada masa sekarang ini, penggunaan GPS bukan lagi hanya untuk kebutuhan militer ataupun eksplorasi. GPS banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat Bantu navigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu penggunaan GPS yang cukup banyak digemari saat ini adalah di bidang olahraga. Fungsi penggunaan GPS yang dimaksud adalah sebagai penyimpan data kegiatan olahraga, seperti waktu dan lokasi. Nantinya fungsi ini akan menjadi input bagi aplikasi. Pembuatan aplikasi dijelaskan pada buku laporan Tugas Akhir ini, beserta dengan tahap-tahap pengerjaannya. Seperti yang diketahui dengan berkembangnya teknologi terutama dalam bidang software development, mulai bermunculan library yang menyediakan solusi dalam satu paket. Salah satu library yang populer ini adalah .Net Framework yang digunakan untuk membantu menyelesaikan tahap implementasi dari Tugas Akhir. Dari data-data GPS tersebut dapat diketahui jarak yang ditempuh, kecepatan rata-rata, total waktu yang dihabiskan, jumlah kalori yang terbakar, dan rute yang ditempuh dari suatu
Page 43 kegiatan olahraga. Pada buku laporan ini juga terdapat user manual yang akan menjelaskan bagaimana cara penggunaan dari aplikasi yang dibuat ini. 6. Saat ini GPS adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. GPS dalam istilah formalnya adalah NAVSTAR GPS, singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning Sistem. GPS terdiri atas 3 segmen utama, yaitu segmen angkasa yang terdiri atas satelit GPS, segmen sistem kontrol yang terdiri atas stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit dan segmen pemakai yang terdiri atas pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS. Dalam penerapannya sinyal-sinyal yang diterima oleh GPS kemudian diubah menjadi informasi tentang posisi (koordinat dan ketinggian). Dalam hal ini data yang diperoleh oleh receiver masih mengandung unsur-unsur kesalahan antara lain kesalahan ephemeris (orbit), bias ionosfir, bias troposfir, efek multipath, cycle slips dan noise. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi
Page 44 dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya. Perkembangan GPS Sejarah GPS dimulai dari awal tahun 1960-an saat Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat merasa perlu memiliki sistem navigasi yang akurat, dapat berfungsi secara global, dalam segala cuaca, dan tersedia setiap saat. Berbagai pendekatan dan teknologi diuji coba sampai akhirnya pada akhir tahun 1973 Dephan AS menyetujui pelaksanaan uji coba satelit Navstar yang menjadi generasi pertama dari satelit GPS. Hingga tahun 1983, masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan mengizinkan penggunaan GPS untuk pesawat sipil setelah terjadi insiden penembakan pesawat Korean Airlines, penerbangan 007 yang dianggap “nyasar” melintasi perbatasan Uni Soviet. Sejak saat itu, GPS mulai disiapkan untuk dipergunakan oleh kalangan sipil secara internasional, terutama untuk kalangan penerbangan dan kelautan. Lonjakan pesat industri GPS pertama terjadi di tahun 1991 saat terjadinya Perang Teluk. Pada saat itu, Pentagon memesan 10.000 unit dan 3.000 unit perangkat GPS nonmiliter dari Trimble Navigation dan Magellan Systems. Pada perkembangan selanjutnya, perangkat GPS terus dikembangkan semakin baik, andal, dan terjangkau harganya. Peranan GPS 1. Bidang Militer, GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan. 2. Bidang Navigasi, GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan
Page 45 menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Bidang Sistem Informasi Geografis, Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasanw, ataupun sebagai referensi pengukuran. 4. Bidang Sistem pelacakan kendaraan, Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini. 5. Bidang Pemantau gempa, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik Fungsi 1. Menghitung jarak dan arah dari lokasi tempat kita berada. 2. Satu unit GPS dapat menyimpan dalam memory lokasi di mana kita berada saat ini. 3. Setiap lokasi dapat diberi nama atau nomor dan tanggal dan waktu. 4. Mengingat lokasi yang pernah kita simpan. 5. Mengarahkan kita dari satu lokasi ke lokasi lain dengan simbol berupa grafik. 6. Menyimpan rute perjalanan kita dan mengantar kita kembali dengan rute yang sama. 7. Berfungsi sebagai kompas yang dapat menuntun kita ke arah yang tepat. 8. Dapat digunakan sebagai penunjuk arah di kapal, mobil dengan menggunakan daya sebesar 12 volt. 9. Beberapa GPS dapat menunjukkan peta jalan-jalan utama, sungai-sungai. 10. Beberapa GPS juga dapat menampilkan kekuatan baterai, posisi satelit, kekuatan sinyal. Cara kerja GPS Cara kerja sistem GPS pada dasarnya adalah menentukan jarak antara posisi satelit-satelit GPS pada orbitnya di angkasa luar ke alat penerima GPS. Dengan minimal 4 signal satelit yang diterima pada alat penerima GPS, maka alat penerima GPS dapat menghitung dengan tingkat
Page 46 ketelitian tertentu, lokasi alat penerima GPS tersebut di atas permukaan bumi. Pada saat ini ada lebih dari 31 satelit dengan 24 satelit aktif GPS yang mengorbit di angkasa luar, tersebar di 6 bidang orbit. Sinyal yang dipancarkan oleh satelit GPS memuat informasi waktu kapan signal itu dipancarkan dan juga informasi mengenai posisi satelit yang bersangkutan di angkasa luar. Satelit GPS dilengkapi dengan jam atom yang memiliki ketelitian sangat tinggi, sehingga data waktu yang terbungkus dalam sinyal GPS mempunyai tingkat ketepatan/akurasi yang tinggi. 7. Aplikasi GPS Untuk Mitigasi Gempa Bumi GPS dapat digunakan dalam upaya mitigasi bencana erupsi gunung api yaitu dengan cara mengamati kempang-kempisnya. Mekanika Gempabumi Gempabumi diyakini memiliki siklus perulangan yang dalam bahasa bule dikenal dengan istilah earthquake cycle. Perulangan gempabumi ini mengindikasi gempabumi yang zaman dahulu pernah terjadi akan terjadi lagi dimasa yang akan datang. Bentuk analisa perulangan gempabumi bisa dilakukan dengan mempelajari naskah gempabumi zaman dulu, studi terumbu karang microatoll, paleo-tsunami, dan lain-lain. Dalam satu siklus gempa bumi terdapat beberapa
Page 47 mekanisme tahapan terjadinya gempa bumi, diantaranya yaitu tahapan interseismic, pre-seismic, co-seismic, dan post-seismic (Natawidjaja, 2004). Sementara itu, bentuk analisis tahapan gempa bisa tandai dengan adanya deformasi atau pergerakan lempeng bumi dengan pola tertentu. Deformasi atau pergerakan lempeng bumi ini bergeraknya sangat lambat sekali (0,5-6 cm/tahun) dan hanya bisa diamati menggunakan GPS Geodetik. Contoh yang paling dekat adalah pengamatan deformasi akibat gempa Aceh 2004. Deformasi Setelah Gempa Aceh 2004 Nagoya University, ITB, BPPT, LIPI bekerjasama dengan Lab. Geofisika Jurusan Fisika Unsyiah melaksanakan Survey GPS geodetik di seluruh kawasan Aceh pada bulan Feb-Maret 2005 sampai sekarang. Survey itu dilakukan untuk mengamati perubahan muka tanah/deformasi setelah gempa besar 2004. Pengukuran dilakukan pada titik ukur (benchmark) BPN dan Bakosurtanal, hasil pengukuran 2005 dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelum 2004 (data BPN dan Bakosurtanal) sehingga bisa dilihat deformasinya sesuai dengan gambar 1. Gambar 1. Vektor deformasi Aceh setelah gempa 2004 (Irwan, et al, 2005) Setelah gempa 2004, kawasan Aceh bergeser ke arah Barat daya sejauh 0,7 meter – 2,7 meter. Konon katanya pergerakan ini sangat berguna dalam upaya mitigasi bencana gempabumi. Lempeng Indo-Australia bergerak dengan kecepatan 4-5 cm/tahun di bagian Sumatra dan 7 cm/tahun di Jawa dan Bali (Simmons et al., 2007) bergerakan yang “menyodok” lempeng Eurasia ini membuat lempeng Eurasia tempat pulau Sumatra duduk terdorong ke utara. Apabila posisi/koordinat Aceh sudah berada pada koordinat mendekati sebelum 2004 maka diduga akan terjadi gempa lagi seperti Desember 2004. Itu sebabnya pengukuran GPS geodetik bisa diaplikasikan dalam upaya mitigasi bencana gempabumi. Selain upaya mitigasi dengan cara
Page 48 membandingkan koordinat, nilai pergerakan dari data GPS juga bisa digunakan untuk menghitung nilai stress (tegangan) dan strain (regangan) pergerakan lempeung Indo-Australia terhadap Eurasia. Nilai stress dan strain ini juga bisa digunakan dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi. Dengan banyaknya data pengukuran GPS geodetik ini maka akan bisa diperkirakan apakah suatu daerah memiliki potensi gempa besar atau tidak. Kalaupun ada potensi gempa besar, para peneliti gempabumi juga belum bisa memperkirakan dengan tepat kapan gempa tersebut akan terjadi. Yang mampu mereka lakukan adalah memprediksi gempa dalam range waktu, misalkan diduga akan terjadi gempa di suatu kawasan pada tahun 2020 s/d 2070. 8. GPS dalam bidang Kehutanan GPS mempunyai peran yang cukup besar dalam bidang Kehutanan, yaitu antara lain untuk:
Page 49 a) Penentuan jaring titik-titik kontrol untuk keperluan pemetaan hutan b) Penentuan batas hutan atau batas antarsub-sistem hutan. c) Navigasi dan pemantauan personil dan kendaraan kehutanan. d) Pembangunan dan aplikasi dariSIG-Kehutanan. e) Pemetaan jalan-jalan kehutanan f) Pemantauan kebakaran hutan. g) Pengadaan titik kontrol tanah untuk koreksi geometrik. h) Proses klasifikasi dan klarifikasi bagi kandungan informasi kehutanan yang nampak pada citra tersebut. i) Pengadaan titik kontrol tanah j) Penentuan posisi titik-titik batas blokdan petak, k) Rekonstruksitata batas, l) Pemetaancenclavecdalam areal petak, m) Pendugaan luas petakdan luas tanaman HTI, n) Penentuan posisi fasilitas pendukungdan obyekvital, o) Pemetaan jaringan jalan p) Pencarian(rekonstruksi)lokasi di lapangan dari hot spots (titik-titik kebakaran hutan) yang teridentifikasi pada citra satelit inderaja, q) Pendelinasian kawasan kebakaran hutan dengan menggunakan pesawat. r) Pemanduan pesawat dalam menjatuhkan ‘bom-bomair’ pada titik-titik kebakaran hutan, s) Pemanduan(navigasi)personil ke kawasan kebakaran hutan,dan t) Pemanduan personil dan penduduk dalam proses evakuasi dari kawasan kebakaran hutan
Page 50 9. Aplikasi GPS pada Transportasi Darat Tingkat kecelakaan pada transportasi darat telah menduduki tingkat pertama dibanding transportasi udara dan laut. Berdasarkan data kepolisian, jumlah kematian akibat kecelakaan transportasi darat mencapai 30.000 korban jiwa per tahun atau sebanding dengan 82 korban jiwa per hari. Indonesia sendiri telah menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara. Pada saat ini aplikasi GPS lebih luas dan lebih banyak di kalangan sipil dibandingkan di lingkungan militer. Di Indonesia pun GPS telah banyak diaplikasikan terutama dalam bidang survey dan pemetaan serta ilmu-ilmu kebumian. Sedangkan dalam bidang transportasi, pemakaian GPS di Indonesia nampaknya baru mulai berkembang. Mengingat pentingnya sektor transportasi bagi negara maritim yang begitu luas, pemanfaatan GPS dalam bidang transportasi ini perlu diantisipasi dengan baik oleh semua pihak yang terkait dengan masalah transportasi di Indonesia.
Page 51 IVHS sekarang dinamakan ITS (Intelligent Trasnportation System), yang terdiri dari beberapa teknologi, seperti teknologi penentuan posisi, system informasi, komunikasi, kontrol dan elektronik , dapat digunakan untuk mengatasi masalah transportasi di atas. Dalam kaitannya dengan teknologi pendukung ITS di atas, GPS berperan sebagai teknologi penentuan posisinya, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) berperan sebagai teknologi sistem informasi spasialnya. Berkaitan dengan fungsi navigasinya, ITS dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe yaitu : Autonomous, Fleet Management, Advisory, dan Inventory. Keempat tipe ITS tersebut sama-sama memiliki peran yang penting dalam mengatasi masalah transportasi di Indonesia, dan sama-sama memanfaatkan GPS sebagai sistem penentuan posisinya. Namun penulis akan lebih menjabarkan mengenai tipe Fleet Management, karena merupakan tipe ITS yang paling banyak dikembangkan dari 3 tipe yang lain (Krakiwsky, 1994). Fleet management ITS, berfungsi untuk mengelola armada kendaraan dari suatu pusat pengontrol (dispatch center) melalui hubungan komunikasi. Pada system ini kendaraan-kendaraan diperlengkapi dengan sistem penetuan lokasi, dalam hal ini GPS dan umumnya tidak diperlengkapi dengan peta elektronik. Peta elektronik hanya berada di pusat pengontrol dalam hal ini dibutuhkan peranan suatu instansi yang dapat mengelola yaitu pemerintah. Kendaraan-kendaraan tersebut melaporkan posisinya ke pusat pengontrol untuk kemudian ditampilkan pada peta elektronik yang ada di pusat pengontrol, sehingga pusat pengontrol memiliki kemudahan untuk mengelola pergerakan dari kendaran-kendaraan tersebut. Selain memberikan instruksi-instruksi dan pengarahan, pusat pengontrol juga bertanggung jawab untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para pengemudi kendaraan, seperti informasi tentang cuaca dan keadaan lalulintas di suatu lokasi yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini pusat pengontrol memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi pada pengendara.
Page 52 Selain itu ada sistem antonomous, yaitu system yang terdiri dari system penentuan posisi (GPS) dan dilengkapi dengan system peta elektronik yang ditempatkan di dalam kendaraan dan dimaksudkan untuk memberikan kemampuan navigasi yang lebih baik bagi pengemudi kendaraan yang bersangkutan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa GPS sangat berpotensi dan berperan penting dalam meningkatkan keselamatan transportasi, khususnya transportasi darat di Indonesia. Terlebih lagi apabila GPS dipadukan dengan empat jenis sistem ITS diatas. Pada keempat sistem ITS tersebut, GPS merupakan system penentuan posisi yang paling banyak digunakan (Krakiwsky, 1994). Pemanfaatan system ITS di Indonesia perlu dipertimbangkan realisasinya, terutama untuk pengelolaan transportasi darat di kota-kota besar. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia pada umumnya dan kondisi transportasi darat di kota-kota besar memungkinkan fleet management ITS untuk dikembangkan, untuk mengelola pergerakan armada kendaraan yang memiliki fungsi pelayanan masyarakat, seperti bis kota, kendaraan umum, kereta, dan lain sebagainya. Pemanfaatan GPS dengan sistem ITS secara menyeluruh untuk setiap pengguna kendaraan, dapat mengurangi permasalahan-permasalahan transportasi yang ada dan dapat meningkatkan keselamatan transportasi.
Page 53 10. Telematika transportasi adalah cabang teknologi yang mengintegrasikan telekomunikasi dan software engineering di bidang sistem transportasi. Saat ini bidang ini telah memainkan peran penting dalam manajemen efektif jaringan infrastruktur transportasi dan menyediakan kolaborasi optimum antara berbagai jenis tipe transportasi, atau yang dikenal dengan transportasi multimodal (multimodal transport). Sistem transportasi cerdas, mendukung dan menyediakan berbagai jenis layanan transportasi ke institusi dan pribadi. Karena, kategori user di dalam layanan telematika transportasi adalah tidak homogen, maka berbagai jenis layanan harus disiapkan penyelenggara jasa. User-user tersebut adalah sebagai berikut: • Sistem Telematika Trafik • Sistem Telematica Vehicle pada strategi kendali (Hybrid electric vehicle) cerdas • Space Vector Modulation = Modulasi Vector Ruang (RVM) • Matrix converter Telematika Meningkatkan Keselamatan Berkendara. Keselamatan Aktif Dan Pasif Dalam hal fitur keselamatan kendaraan, istilah “aktif” dan “pasif” memiliki arti yang bertentangan dari yang sebenarnya. Istilah “aktif” biasa merujuk pada bagaimana cara mencegah
Page 54 timbulnya kecelakaan, dan istilah “pasif” merujuk pada kemampuan struktur kendaraan dalam melindungi penumpang di dalamnya ketika terjadi kecelakaan. Namun, kedua istilah tersebut juga menggambarkan keterlibatan fungsi perangkat atau sistem keselamatan pada kendaraan berpenumpang. Dengan pengerian tersebut, perangkat dan sistem keselamatan aktif adalah fitur-fitur yang harus diaktifkan terlebih dahulu oleh penumpang agar dapat berfungsi dan bekerja, seperti memasang sabuk pengaman. Sedangkan perangkat dan sistem keselamatan pasif. contohnya air bag yang merupakan fitur keselamatan yang bekerja tanpa memerlukan adanya masukan atau tindakan dari penumpang. Jadi, penggunaan istilah “aktif” dan “pasif” yang bertentangan muncul dari pengertian bahwa perangkat dan sistem keselamatan pasif yang tidak memerlukan masukan atau tindakan dari penumpang dan dapat bekerja dengan sendirinya secara aktif. Global Positioning System adalah salah satu penerapan telematika di bidang transportasi GPS merupakan perangkat elektronik yang populer terdapat pada mobil dalam beberapa tahun terakhir ini. GPS memanfaatkan teknologi telematika untuk dapat berfungsi sebagai alat navigasi elektronik. Perangkat tersebut menggunakan satelit untuk memantau lokasi kendaraan Anda, sehingga dapat menuntun Anda ke tempat tujuan tanpa perlu tersesat. Manfaat GPS lainnya yang dapat membantu Anda berkendara dengan lebih aman. Berikut di antaranya: • Aman Saat Berkendara Dalam Cuaca Buruk Hujan lebat dan kabut yang pekat membuat berkendara menjadi berbahaya dan nyaris tidak mungkin, terlebih bila Anda tidak yakin dengan arah yang Anda tuju. Saat Anda tidak dapat menemukan jalan yang Anda inginkan, Anda akan menjadi pengendara yang bingung dan kurang waspada. GPS membantu Anda untuk tetap berada di jalur yang tepat dengan cara menunjukkan pada Anda akan adanya belokan, tanjakan dan turunan, ataupun persimpangan jalan. • Meningkatkan Keamanan Saat Berkendara Malam Hari Salah satu manfaat terbaik dari GPS adalah kenyataan bahwa alat tersebut bisa memberi Anda peringatan lebih terhadap jalan pada malam hari dan pada kondisi jarak pandang yang rendah. GPS akan menginformasikan Anda mengenai kondisi jalan di depan Anda jauh sebelum Anda bisa melihatnya sendiri. • Memberi Anda Arah Yang Tepat Dalam Situasi Darurat Situasi darurat bisa jadi hal yang menakutkan bagi Anda dan penumpang Anda, terlebih bila Anda tidak yakin ke mana Anda harus pergi untuk mengatasi situasi tersebut. GPS mampu
Page 55 mengarahkan Anda ke lokasi terdekat di mana terdapat bantuan. Kebanyakan sistem GPS telah dilengkapi dengan fitur yang dapat memberi Anda arah ke pos polisi atau rumah sakit terdekat. 11. Kegunaan GPS Secara Umum Militer GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui teman dan lawan untuk menghindari salah target ataupun menentukan pergerakan pasukan. Navigasi GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi dengan menambahkan peta, sehingga dapat digunakan untuk memandu pengendara mengetahui jalur yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem Informasi Geografis Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan ataupun sebagai referensi pengukuran. Pelacak_kendaraan
Page 56 Kegunaan lain GPS adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada di mana saja kendaraan/aset bergeraknya berada saat ini. Pemantau gempa GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik. Pada lingkup penelitian, GPS dapat digunakan untuk beberapa studi seperti: Geodinamika dengan menempatkan titik- titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik maupun kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Ground deformation pada tubuh gunungapi dengan cara menempatkan beberapa titik di beberapa lokasi yang dipilih, ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya, maka karakteristik ground deformation pada tubuh gunung api akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut. Studi mengenai ionosfer dan troposfer. Satelit GPS memancarkan sinyal-sinyal gelombang elektromagnetik yang sebelum diterima oleh antena receiver GPS akan melewati medium lapisan-lapisan atmosfer yaitu ionosfer dan troposfer. Dalam kedua lapisan ini, sinyal GPS akan mengalami gangguan (bias) sehingga jarak yang dihitung akan memberikan nilai yang mengandung kesalahan. Jarak digunakan untuk menghitung posisi titik. Dalam lingkup kajian GPS, kedua lapisan ini menjadi bias tersendiri yang harus dikoreksi sebelum menentukan posisi titik. Studi oseanografi dengan GPS buoy system Sistem ini digunakan diantaranya untuk penentuan pasut lepas pantai, pasut pantai, studi pola arus, tsunami EWS, dan lain-lain. GPS mampu memberikan ketelitian posisi sampai dengan ketelitian sentimeter bahkan milimeter. Untuk mencapai ketelitian yang tinggi dengan menggunakan GPS dalam studi GPS Buoy digunakan metoda kinematik diferensial baik itu secara real time (RTK) maupun cinematic post processing. Untuk beberapa kasus biasa digunakan Differential GPS (DGPS). Studi gempa bumi. Data GPS dapat dengan baik melihat deformasi yang mengiringi tahapan mekanisme terjadinya Gempa Bumi. Studi mengenai tahapan mekanisme gempa ini akan sangat berguna dalam melakukan evaluasi potensi bencana alam gempa bumi, untuk memperbaiki upaya mitigasi dimasa datang. Meskipun ketelitian GPS sudah cukup akurat, namun kelemahan GPS adalah ketika melakukan pengukuran komponen tinggi. Komponen tinggi GPS mempunyai ketelitian yang lebih rendah dibandingkan komponen horisontal disebabkan oleh faktor geometri satelit yang tidak memungkinkan pengamatan di bawah horison, sehingga kekuatan ikatan jaring untuk komponen tinggi lebih lemah, kemudian adanya beberapa bias seperti bias troposfer yang akan mempengaruhi tingkat ketelitian (memperjelek ketelitian) yang lebih pada komponen
Page 57 tinggi. Hasil penelitian seorang engineer GPS bernama Jaldelhag (1995) menyatakan bahwa ketelitian komponen tinggi GPS lebih rendah sekitar 3 kalinya ketelitian horizontal. Saat ini telah banyak aplikasi dari teknologi GPS untuk memonitor land subsidence (penurunan tanah), platform (struktur) subsidence, inflasi dan deflasi gunung api yang memanfaatkan komponen tinggi (tinggi elipsoid) yang diberikan sistem GPS. Pengukuran dan Pemetaan Titik Dasar Teknik Titik-titik dasar teknik diperlukan sebagai kerangka dasar referensi nasional. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa titik-titik ini diperlukan untuk pemetaan bidang tanah secara nasional, di mana letak, ukuran, luas dan dimensi lain dari suatu bidang tanah dapat diketahui dan direkonstruksi secara tepat dan akurat. Tingkatan titik dasar teknik dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu: titik dasar orde 0, orde 1, orde 2, orde 3, dan orde 4. Titik dasar orde 0 dan 1 dilaksanakan dan dibangun oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Titik dasar orde 2 dan 3 dilaksanakan oleh BPN Pusat, sedangkan titik dasar orde 3 dapat dilaksanakan oleh Kantor Wilayah BPN Propinsi, dan titik dasar orde 4 umumnya dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Pengukuran titik dasar teknik orde 2, 3, dan 4 dilaksanakan dengan menggunakan metoda pengamatan satelit atau metoda lainnya. Metoda yang dimaksud adalah penentuan posisi dengan Global Positioning System (GPS). Sedangkan penetapan titik dasar teknik orde 4 umumnya dilaksanakan melalui pengukuran terestris dengan cara perapatan dari titik-titik dasar orde 3. GPS adalah sistem penentuan posisi dan radio navigasi berbasis satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus (simultan) dan dalam segala keadaan cuaca, memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi secara teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia. Dengan penghapusan Selective Availability (SA) pada sistem GPS oleh Amerika Serikat, maka ketelitian posisi absolut secara real time yang tinggi dapat meningkat secara signifikan. Sistem koordinat nasional menggunakan koordinat proyeksi Transverse Mercator Nasional dengan lebar zone 3 derajat atau kemudian disebut TM-3 derajat. Sedangkan model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah spheroid pada datum WGS-1984 (Sistem Koordinat Kartesian Terikat Bumi). Pusatnya berimpit dengan pusat massa bumi, sumbu Z-nya berimpit dengan sumbu putar bumi yang melalui CTP (Conventional Terrestrial Pole), sumbu X-nya terletak pada bidang meridian nol (Greenwich), dan sumbu Y-nya tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk sistem tangan kanan. (Sumber: PMNA/KaBPN No.3 Tahun 1997 dan DR. Hasanuddin Z. Abidin: Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya; Penghapusan SA pada Sistem GPS dan Dampaknya Bagi Survei dan Pemetaan). Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Melalui pengikatan kepada titik-titik dasar orde 4, maka dilaksanakan pengukuran tanah bidang per bidang. Bidang-bidang tanah hasil pengukuran kemudian dipetakan dalam Peta Dasar Pendaftaran. Peta ini berskala 1:1000 atau lebih besar untuk daerah perkotaan, 1:2500 atau lebih besar untuk daerah pertanian, dan 1:10000 atau lebih kecil untuk daerah perkebunan besar. Peta ini harus mempunyai ketelitian planimetris lebih besar atau sama dengan 0,3 mm pada skala
Page 58 peta. Sebelum suatu bidang tanah diukur, wajib dipasang dan ditetapkan tanda-tanda batasnya, setelah mendapat persetujuan dari pemilik tanah yang berbatasan langsung. Apabila sampai dilakukannya penetapan batas dan pengukuran bidang tanah tidak tercapai kesepakatan mengenai batas-batasnya (terjadi sengketa batas), maka ditetapkan batas sementara yang menurut kenyataannya merupakan batas bidang-bidang tanah yang bersangkutan. Kepada yang bersengketa diberitahukan agar menyelesaikannya melalui Pengadilan. Pengukuran bidang tanah dapat dilakukan secara terestrial, fotogrametrik, atau metoda lainnya. Pengukuran terestris adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolite berikut perlengkapannya seperti: pita ukur, baak ukur, electronic distance measurement (EDM), GPS receiver, dan lain sebagainya. Adapun pemetaan secara fotogrametrik adalah pemetaan melalui foto udara (periksa foto simulasi di atas). Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan Sertipikat Hak atas Tanah. Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan. Penggunaan GPS dan Citra Satelit dalam Survey Teknis dan Desain dalam Koridor Bila anda akan merencakanan suatu koridor baru baik untuk jalan rel maupun jalan raya, maka anda akan dihadapkan pada kurangnya informasi yang uptodate soal peta dasar topografi (Peta Rupa Bumi Indonesia). Apalagi daerah yang didesain adalah wilayah Sumatera. Beberapa masalah yang ada adalah: Berdasarkan informasi dari pihak BAKOSURTANAL, peta topografi atau rupa bumi untuk sebagian besar wilayah Sumatera baik yang berupa kertas maupun digital merupakan terbitan Dinas Topografi AD tahun 1974 dengan skala 1:50000. Tidak tersedianya peta skala 1:25000 dapat diatasi dengan banyaknya data di internet berupa peta satelit baik berupa foto satelit Quick Bird ataupun citra satelit IKONOS produksi tahun 2000-2002. Menurut Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, peta geologi berskala 1:100.000 – 1:250.000 memakai peta US ARMY terbitan tahun 1953 sebagai peta dasar. Datum peta ini adalah Datum Batavia (Bessel 1846). Transformasi datum harus dilakukan ke datum internasional WGS84 atau datum Indonesia Datum IDN95. Peta-peta tersebut diatas tidak lengkap dalam menampilkan kontur. Sebagai tambahan referensi untuk terrain, maka data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dari NASA tahun 2000, dapat menghasilkan kontur dengan kerapatan sampai 0.5 m. Pemakaian GPS tipe navigasi akan diperlukan untuk melengkapi peta 1:50.000 diatas dan tracing desain alinyemen baru di lapangan. GPS tipe ini mempunyai akurasi 5-15 meter. Agar semua peta, baik itu peta topografi, peta geologi, peta tata guna lahan maupun peta kepemilikan tanah yang ada akan dirubah dan digitasi kedalam peta GIS sehingga dapat dilakukan superimpose terhadap layer-layer yang ada. Dengan demikian dapat terlilhat apakah alinyemen yang baru melewati daerah patahan atau tidak, melewati lahan milik siapa dan lainnya. Inderaja untuk Pertanian dengan GPS Teknologi penginderaan jauh (inderaja) memiliki banyak kegunaan untuk diaplikasikan di bidang pertanian, diantaranya untuk memonitor kondisi tanaman, estimasi produksi, deteksi
Page 59 hama dan penyakit tanaman, mengontrol penggunaan herbisida, pemupukan, kekurangan air, dan bahkan pendugaan sifat tanah. Di antara aplikasi inderaja untuk pertanian, pemantauan kondisi tanaman adalah yang paling banyak digunakan. Sejak 1990-an, National Agricutural Statistic Service (NASS) menggunakan data Advanced Very High Resolution Radio meter (AVHRR) dari satelit National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk memonitor kondisi tanaman di Amerika Serikat. Pengaruh banjir besar terhadap tanaman pertanian di Midwest pada tahun 1993 dan awal musim dingin 1995, kekeringan parah di daerah gandum pada tahun 1996, dan keterlambatan tanam pada tahun 1996 di sentra produksi gandum telah dimonitor menggunakan data tersebut. Di Thailand, penelitian menggunakan Japanese Earth Resources Satelite (JERS) bertujuan untuk mengkaji kekeringan. Di masa yang akan datang, teknologi inderaja dapat digunakan secara komersial, seperti pengelolaan lahan perkebunan secara precision farming system agar lebih efisien. Untuk hamparan lahan yang lebih luas, misalnya hamparan lahan pertanian di dataran rendah atau dataran tinggi yang mengharuskan adanya perlakuan budi daya yang bervariasi, telah dikembangkan metode precision agriculture yang mengkombinasikan data remote sensing dengan GPS dan GIS. Hal yang menarik adalah pekembangan aplikasi inderaja untuk tanaman komersial dan asuransi tanaman. Di bidang komersialisasi pertanian, data inderaja digunakan untuk identifikasi, inventarisasi areal tanam, dan estimasi potensi hasil dan nilai panen. Informasi inderaja dapat juga digunakan untuk mendeteksi kondisi hara lahan. Data tentang kondisi kerusakan berguna untuk pengelolaan tanaman dan akurasi perhitungan pembayaran asuransi tanaman.Teknologi inderaja untuk pertanian perlu diadopsi dan diaplikasikan di Indonesia yang merupakan negara agraris. GPS untuk Mengukur Muka Laut Pemanfaatan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk mengukur tinggi muka laut, dinilai memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan teknologi lainnya. Sejumlah cara digunakan untuk mengukur tinggi muka laut. Di antaranya dengan memanfaatkan satelit altimetri. Namun, altimetri ternyata memiliki resolusi rendah sebab pengukuran dilakukan secara global. Apalagi jika telah mendekati pantai maka ketelitiannya semakin berkurang. Selain itu, pengukuran melalui stasiun pasang surut yang dilengkapi sumur atau pipa yang terhubung ke laut. Pasang surut air dapat terukur melalui sensor yang ada di dalam stasiun tersebut. Teknik ini memiliki keterbatasan karena hanya mampu melakukan pengukuran di sekitar lokasi pasang surut saja. Jika pengukuran tinggi muka laut di lokasi yang agak jauh dari pantai maka ketelitiannya akan berkurang. Pasalnya kita harus membuat pemodelan lagi, sedangkan seperti kita ketahui selama ini, pengkuran pasang surut air sifatnya time dependent dan spatial dependent. Melalui penggunaan teknologi Global Positioning System (GPS) ini, keterbatasan dari kedua teknik pengukuran dapat tertutupi. Ini Karena GPS mampu mengukur baik di daerah pantai maupun di bagian laut yang bergelombang sekalipun. Di samping itu, teknologi GPS memungkinkan untuk mencegah kerugian negara dalam menentukan batas wilayah. Perbatasan wilayah laut suatu negara biasanya ditentukan dengan menghitung garis pantai, berdasarkan air pasang yang paling tinggi atau keadaan air yang paling surut, melalui stasiun pasang surut. Padahal, stasiun tersebut
Page 60 kerap memiliki karakter yang berbeda-beda di setiap wilayah. Akibatnya hasil pengukuran pun berbeda. Tak heran jika banyak nelayan dari negara asing yang dengan tenangnya mengeruk kekayaan laut kita, seakan dianggap wilayah laut negaranya. 12. Sistem Navigasi & Tracking Sebagai Alat Bantu Aktivitas-Aktivitas Militer GPS untuk Navigasi Aplikasi GPS di bidang militer pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian misalnya, pemetaan (penentuan posisi titik-titik target terutama pada masalah topografi angkatan darat, pencitraan, foto udara, dan beberapa analisis spasial yang ditujukan untuk mendukung perencanaan operasi), navigasi, tracking (monitoring atau pemantauan), atau bahkan sebagai tools penuntun posisi-posisi sasaran peluru kendali, Rover, UAV, dan AUV. Navigasi sering kali dilakukan oleh personel militer yang sedang menempuh perjalanan dari suatu tempat ke tempat-tempat lain yang menjadi targetnya. Oleh karena itu, dengan mengkombinasikan peta, kompas, dan GPS (receiver), maka proses navigasi menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi siapapun. Demikian pula bagi personel militer yang bergerak dengan menggunakan platform (kendaraan), bila menggunakan peta (terutama dijital) dan GPS (receiver), navigasinya menjadi jauh lebih mudah, menyenangkan, dan cepat.
Page 61 Solusi Tracking System di Bidang Militer Penggunaan receiver GPS sangat bermanfaat bagi individu atau kelompok individu (termasuk kelompok individu yang tergabung di dalam satu platform kendaraan militer) yang bernavigasi (baik melalui medan dengan topografi yang sulit ditempuh seperti hutan tropis yang rapat, perbukitan, gurun pasir, hingga medan yang penuh dengan blok-blok bangunan dan gedung seperti pada saat terjadinya perang di perkotaan) untuk mencapai targetnya. Walaupun demikian, jika dikaitkan dengan kepentingan-kepentingan aktivitas-aktivitas di bidang militer yang lebih luas lagi dimana masalah koordinasi dan kerja sama antar-individu menjadi sangat penting, sistem navigasi semata nampaknya sudah tidak memadai. Pada sistem navigasi, setiap individu tidak dapat mengetahui posisi individu-individu yang lain yang berada di luar jangkauan visualnya. Oleh karena itu, kemudian dikembangkan suatu tracking system (sistem monitoring atau pemantauan) sebagai salah satu solusi untuk permasalahan di bidang militer. Dengan sistem ini, setiap individu atau kelompok individu (baik yang berkendaraan maupun yang tidak) yang terlibat di dalam aktivitas militer dilengkapi dengan sebuah receiver GPS yang sudah terintegrasi dengan fasilitas komunikasi (dua arah) dan sebuah processor. Perangkat-perangkat ini dikemas kompak sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sub-sistem mobile unit. Setiap mobile unit ini akan mengirimkan (baik secara periodik setiap interval waktu tertentu maupun berdasarkan permintaan atau interrogate) pesan, posisi, dan waktu ke base-station-nya. Sebelum dikirimkan, informasi (items) pesan, posisi, dan waktu (berikut informasi lain yang diambil dari sensor-sensor terpasang) ini terlebih dahulu diintegrasikan hingga menjadi suatu stream data. Dengan demikian, sub-sistem base-station akan menerima banyak stream data dari berbagai sub-sistem mobile unit yang telah terdaftar. Setiap stream data yang diterima kemudian akan diekstrak hingga menjadi informasi (items) nomor pengenal (Id) individu atau kelompok, posisi, dan waktunya. Kemudian, posisi-posisi (berikut perubahannya) ini ditampilkan di atas peta dijital dalam bentuk simbol-simbol (manusia atau kendaraan) yang bergerak dari waktu-ke-waktu. Berdasarkan informasi inilah pengambil keputusan (misalnya seorang ‘Komandan’) dapat mengkoordinasikan setiap sub-sistem mobile unit-nya secara efektif, efisien, realtime, dan kemudian dapat melakukan rekonstruksi gerakan atau progress operasi militer yang telah dilakukan (mode replay atau playback). Sementara itu, hasil rekonstruksi berikut evaluasi gerakan operasi militer ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang sangat penting bagi perencanaan operasi berikutnya. Dengan sistem seperti ini, diharapkan, beberapa permasalahan yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas militer seperti: (1) pemantauan pergerakan kendaraan-kendaraan (armada) militer (terutama yang mengalami masalah), (2) pemantauan personil-personil (terutama di garis depan), (3) pemantauan logistik, dan (4) koordinasi dan kerjasama team dapat diatasi dengan baik.
Page 62 DAFTAR PUSTAKA http://kbj.if.its.ac.id/global-navigation-satellite-system-gnss/ http://habi3.blogspot.com/2007/05/global-positioning-system-gps.html http://gps-gnss.blogspot.com/2012/09/mengenal-gps-gnss_1740.html http://id.wikipedia.org/wiki/Galileo_(sistem_navigasi_satelit) http://tunjuk-tangan.blogspot.com/2012/01/beidou-sistem-navigasi-satelit-milik.html http://gps-gnss.blogspot.com/2011_09_01_archive.html http://techno.okezone.com/read/2013/04/26/56/798335/redirect http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=502 http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/online/features/2013/03/22/china-satellite-navigation http://nurhadi2001.wordpress.com/2013/01/27/gps-receiver/ http://www.memobee.com/beidou-sistem-navigasi-geo-positioning-buatan-china-5279-news.html http://hydro-indonesia.com/tip-beli-gnss-receiver/ http://www.teknogadget.com/1131/cara-kerja-global-positioning-system-gps/ http://infodunia-4u.blogspot.com/2009/06/satelit-galileo.html http://tekno.kompas.com/read/2012/03/01/11001317/10.aplikasi.android.terbaik.untuk.kesehatan http://www2.angkasa.gov.my/index.php?option=com_content&task=view&id=119&Itemid=191 http://obengplus.com/artikel/articles/65/1/Navitel-aplikasi-navigasi-GPS-untuk-mencari-jalan http://santosa.wordpress.com/2009/04/10/gps-farming-teknologi-spatial-untuk-pertanian/ http://www.stts.edu/browse/detailAbstrak?nrp=206115483 http://vansert.blogspot.com/2012/05/laoran-gps-dan-kompas.html
Page 63 http://www.angkasa.gov.my/?q=node/285 http://www.ibnurusydy.com/aplikasi-gps-untuk-mitigasi-gempabumi/ http://sleepingtrees.blogspot.com/2013/02/gps-dalam-pengolahan-data-berbasis-sis.html http://alizaka.blogspot.com/2011/10/aplikasi-gps-pada-transportasi-darat.html http://naisdoang.blogspot.com/2011/10/layanan-telematika-di-bidang.html http://informasidanteknolodiperikanan.blogspot.com/2011/04/mengenal-aplikasi-global-positioning.html http://balitbang.kemhan.go.id/?q=content/sistem-navigasi-tracking-sebagai-alat-bantu-aktivitas-aktivitas-militer