Materi ini bermaksud menjelaskan kepada mahasiswa tentang cara menghitung network mask pasa setiap kelas dan mengimplementasikannya pada packet tracer. Tujuannya agar;
- mahasiswa dapat menghitung netmask dan subnetmask pada semua kelas IP
- mahasiswa dapat mendesain jaringan komputer menggunakan konfigurasi jaringan yang mempunyai subnet mask.
Supernetting adalah teknik menggabungkan beberapa network menjadi supernetwork. Hal ini biasanya dilakukan oleh kelas C yang membutuhkan host yang lebih besar lagi. Masking untuk supernetting dinamakan supernetmask.
CIDR (Classless Interdomain Routing) merupakan suatu teknik mengurangi banyaknya network address pada table routing dengan menggunakan supernetmask dan network address yang terkecil dari supernet mewakili anggota network address yang lainnya.
Subnetting adalah teknik yang digunakan untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu IP menjadi beberapa subnetwork ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil.
Masking adalah proses mengekstrak alamat suatu physical network dari suatu IP Address. Masking ini berupa angka biner 32 bit yang digunakan untuk;
- membedakan network ID dan host ID
- menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Masking yang digunakan untuk subnetting disebut subnetmask. Contoh, misalnya kita akan membagi alokasi IP kelas B 132.92.121.1 menjadi jaringan kecl yaitu sebanyak 254…. selengkapnya ada di modul, silakan download.
Cara Subnetting & Teknik Perhitungannya
Tujuan:
- Melakukan pembagian jaringan
- Melakukan perhitungan subnetting
Budiyono dkk (2005) menerangkan supernetting adalah menggabungkan beberapa network menjadi supernetwork. Hal ini biasanya dilakukan oleh kelas C yang membutuhkan host lebih besar lagi. Masking untuk supernetting dinamakan supernetmask.
Substansi:
- CIDR (Classless Interdomain Routing)
- Masking
- Cara Menentukan Subnet Mask
- Manfaat Subnetting
- SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
- SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
- SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
- Table Conversation
- Latihan dan Pembahasan
1. CIDR (Classless Interdomain Routing)
CIDR (Classless Interdomain Routing) merupakan suatu teknik mengurangi banyaknya network address pada table routing dengan menggunakan supernetmask dan network address yang terkecil dari supernet mewakili anggota network address yang lainnya, sedangkan Subnetting adalah teknik atau metode yang digunakan untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu IP menjadi beberapa subnetwork ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil.
2. Masking
Masking adalah proses mengekstrak alamat suatu physical network dari suatu IP Address. Masking ini berupa angka biner 32 bit yang digunakan untuk:
- Membedakan network ID dan host ID
- Menunjukan letak suatu host, apakah berbeda di jaringan local atau jaringan luar.
Masking yang digunakan untuk subnetting disebut subnetmask, contoh:
Misalnya kita akan membagi alokasi IP kelas B 132.92.121.1 menjadi jaringan kecil yaitu sebanyak 254.
3. Cara Menentukan Subnet Mask
Cara menentukan subnetmasknya adalah sebagai berikut;
- Mengubah jumlah network yang dibutuhkan menjadi bilangan biner. Suatu network kelas B dapat diubah menjadi 255 network kelas C. Angka 255 jika direpresentasikan dalam biner adalah 11111111.
- Menghitun jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan angka 255 dalam biner dibutuhkan 8 bit. Bit sebanyak inilah yang dibutuhkan oleh subnet ID. Jumlah bit host ID sekarang adalah jumlah bit host ID yang lama dikurangi oleh jumlah bit yang diperlukan oleh subnet ID, sehingga kita harus mensetting 0 untuk semua host ID baru, sedangkan network ID disetting 1 semua untuk menghasilkan subnet mask yang akan digunakan.
132.92.121.1 kemudian di AND kan dengan subnet mask tersebut,
132.92.121.1 = 10000100.01011100.10000111.00000001
255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000 AND
1000o100.01011100.10000111.00000000
Dengan adanya subnet mask yang baru ini maka IP Address 132.92.121.1 dibaca sebagai:
- Network ID: 132.92.121
- Host ID nya: 1
Catatan: Untuk kemudahan bisa menggunakan kalkulator dan IP Subnet Kalkulator
4. Manfaat Subnetting
Wirawanto (2013) dalam Laporan jaringan komputer menyatakan Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Adapun kegunaan dari subnetting adalah:
- Untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet
- Memperbanyak jumlah network (LAN)
- Mengurangi jumlah host dalam satu network
- Untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan / tabrakan) lalulintas data dalam suatu network.
Perhitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:
- Binary (lebih lambat)
- Khusus (lebih cepat)
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2, namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Pertanyaannya adalah kenapa bisa seperti itu?, ya jawabannya adalah jadi /24 diambil dari perhitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1, atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep inilah yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah ini:
- Jumlah Subnet
- Jumlah Host per Subnet
- Blok Subnet
- Alamat Host-Broadcast.
5. Subnetting Pada IP Address Class A
Contoh kasus subnetting dengan sebuah NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16.
Class A di oktet 2, 3 dan 4 ( oktet terakhir ), kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR / 8 samapai /30.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
Penghitungan:
- Jumlah Subnet =28= 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet =216– 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1, jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, 4, etc.
6. Subnetting Pada IP Address Cass B
Contoh kasus Subnetting dengan sebuah NETWORK ADDRESS 172.16.0.0/18 dan 172.16.0.0/25
Berdasarkan blok subnetnya, CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Contoh 1: Network address 172.16.0.0/18
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Perhitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x, yaitu banyaknya binary 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128 dan 128 + 64 = 192, jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Contoh 2: Network address 172.16.0.0/25
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Perhitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah Subnet adalah 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x, yaitu banyaknya binary 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 27 – 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128, jadi subnet lengkapnya adalah 0, 128.
7. Subnetting Pada IP Address Class C
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x, yaitu banyaknya binary 0 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
- Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128 dan 128 + 64 = 192, jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
| Subnet Mask | Wild-Card Mask | Prefix |
|---------------|----------------|--------|
| 255.0.0.0 | 0.255.255.255 | /8 |
| 255.128.0.0 | 0.127.255.255 | /9 |
| 255.192.0.0 | 0.63.255.255 | /10 |
| 255.224.0.0 | 0.31.255.255 | /11 |
| 255.240.0.0 | 0.15.255.255 | /12 |
| 255.248.0.0 | 0.7.255.255 | /13 |
| 255.252.0.0 | 0.3.255.255 | /14 |
| 255.254.0.0 | 0.1.255.255 | /15 |
| 255.255.0.0 | 0.0.255.255 | /16 |
| 255.255.128.0 | 0.0.127.255 | /17 |
| 255.255.192.0 | 0.0.63.255 | /18 |
| 255.255.224.0 | 0.0.31.255 | /19 |
| 255.255.240.0 | 0.0.15.255 | /20 |
| 255.255.248.0 | 0.0.7.255 | /21 |
| 255.255.252.0 | 0.0.3.255 | /22 |
| 255.255.254.0 | 0.0.1.255 | /23 |
| 255.255.255.0 | 0.0.0.255 | /24 |
8. Table Conversation

9. Latihan dan Pembahasan
Prosedur Percobaan
- Download dan instal aplikasi Packet Tracer
- Windows: http://www.packettracernetwork.com/
- Linux: <ftp://rpmfind.net/linux/opensuse/update/12.2/i586/libopenssl1_0_0-1.0.1e-2.8.1.i586.rpm>
Latihan
Memecah jaringan sesuai kebutuhan. Diketahui ada 94 host di setiap jaringan.
Penyelesaian / Pembahasan
1. Mencari Angka Host
2h ≥ 94
h = 7
Banyaknya host = 2n -- 2
= 27 -- 2
= 128 -- 2
= 126 host / jaringan yang disediakan
2. Mencari Angka Network
Angka host = nilai basis - angka network
7 = 8 -- n
n = 8 -- 7
n = 1\
Banyaknya jaringan = 2n
= 21
= jadi banyaknya jaringan adalah 2
3. Mencari Angka Perfix
Angka perfix = 24 + angka network
= 24 + 1
= 25
192.168.2.0 /25
Subnet mask : 255.255.255.128
11111111 . 11111111 . 11111111 . 10000000\
Range 0 : 192.168.2 .0 - 192.168.2 .127
Subnet 0 : 192.168.2 .1 - 192.168.2 .126
Range 1 : 192.168.2 .128 - 192.168.2 .255
Subnet 1 : 192.168.2 .129 - 192.168.2 .254
Kesimpulan:
Subnetting dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan
Sumber:
Pengapu Eko Yunianto, S.Kom || NPP : 201430052
Daftar Pustaka
- Budiyono dkk, 2005, “Materi Praktikum Jaringan Komputer Instalasi & Konfigurasi Jaringan Internet - Internet”, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung
- ftp://ftp-eng.cisco.com/cons/isp/documents/CIDRGuide.doc diakses 8 April 2014 03:55:44
- Wirawanto, Rizki, 2013, Laporan Praktikum Jaringan Komputer Modul 6, Universitas Kuningan, Jawa Barat
- www.twc-us.com/FILES/VLSM.doc diakses 8 April 2014 03:55:40
- DOWNLOAD MODUL
- DOWNLOAD LAPORAN PART 1
- DOWNLOAD LAPORAN PART 2