Dari berbagai macam cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, dan salah satunya adalah cara tradisional atau non ilmiah. Sementara itu, pada proses tradisional atau non ilmiah ini terdiri dari:

img - www.fau.edu
1. Mencoba dan Salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba.
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lainnya. Apabila kemungkinan kedua ini gagal maka dicoba lagi kemungkinan yang ketiga dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan, itulah sebabnya maka cara ini disebut metode coba-coba.
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah, bahkan sampai sekarangpun metode ini masih sering digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satu contoh dari refleksi metode ini adalah ditemukannya kina sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit malaria.
2. Kekuasaan atau Otorita
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi lain, misalnya mengapa harus ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu. Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun tidak formal, tokoh agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama maupun ahli ilmu pengetahuan.
3. Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, karena pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
Seseorang yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun papaya, akan mengulangi lagi cara tersebut pada waktu ia atau anggota keluarganya menderita demam, bahkan orang tersebut mungkin akan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada masyarakat sekitarnya.
Namun perlu diperhatikan juga, bahwa di sini, tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
4. Melalui Jalan Pikiran
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebudayaan umat manusia, maka cara berfikir manusia pun juga berkembang. Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah bisa menggunakan jalan fikirannya baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan–pernyataan khusus ke penyataan yang umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan–pernyataan umum ke pernyataan–pernyataan khusus.
Contoh:
Sepertinya penarikan kesimpulan secara induksi pernah saya lakukan untuk memahami perngertian Encoder dan Decoder, menjadi lebih umum yaitu proses pengubahan sinyal dari mesin ke pendekatan bahasa manusia.
Appendix
Baca juga Cara Modern (ilmiah) Memperoleh Ilmu
Referensi
- Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survey, 1989, LP3ES, Jakarta.
- Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 1997, Rineka Cipta, Yogyakarta.
- Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian, 1993, Rineka Cipta, Yogyakarta.
- Zainal A. Hasibuan, Metodologi Penelitian di Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Konsep, Metode Teknik dan Aplikasi, 1997, Fasilkom UI, Jakarta.