Standar bahasa pemrograman PLC yang disepakati yaitu:
- Ladder Diagram (LD)
- Function Block Diagram (FBD)
- Structure Text (ST)
- Instruction List (IL)
- Sequential Function Charts (SFC).
1. Ladder Diagram (LD)
Ladder Logic atau Ladder Diagram adalah bahasa pemrograman PLC yang bersifat grafis. Ambil sebuah contoh Mesin Press (Gambar 12-6). Perangkat-perangkat input (saklar Start (S1), Limit Switch (S2), saklar stop (S3) dan catu daya untuk perangkat input, dihubungkan pada modul input PLC, sedangkan aktuator berupa kontaktor dan catu daya untuk perangkat output dihubungkan pada modul output PLC. Mesin Press akan bekerja jika ada sinyal dari input (S1 ditekan) dan tutup mesin telah menyentuh limit switch. Sinyalsinyal input ini diproses oleh PLC melalui instruksi-instruksi program PLC (operasi logika). Hasil operasi berupa sinyal output yang akan mengaktifkan mesin press. Mesin akan berhenti bekerja jika S3 ditekan. Gambar 11.7a: menunjukkan rangkaian kontrol untuk mesin press. Komponen fisik digambarkan dengan simbol.

Gambar 11.9: Gambar Potongan Mesin Press

Gambar 11.10a: PLC & Perangkat Antarmuka Kontrol Mesin Press

Gambar 11.10b: Diagram Pengawatan Kontrol Mesin Press
Kontrol Logika pada (Gambar 11.10b) akan mempunyai logika kontrol yang sama dengan Ladder Diagram Gambar 11.10c. Terminasi pada modul-modul input dan output ditandai dengan nomor terminal. Misalnya: saklar-saklar dihubungkan pada terminal 1, 2 dan 3 modul input, kontaktor dihubungkan pada terminal-terminal output. Hal ini menggambarkan bahwa prosesor PLC dan programnya berada di antara modul input dan output.

Gambar 11.10c : Ladder Diagram untuk Kontrol Mesin Press
I1 : Alamat input memori untuk saklar S1
I2 : Alamat input memori untuk saklar S2
I3 : Alamat input memori untuk saklar S3
K : Alamat output untuk Kontaktor. Jika kontaktor aktif, mesin press akan mulai bekerja
00, 01: nomor rang
Program PLC tsb diatas dalam Ladder Diagram mempunyai 2 rang, dengan instruksi input di sebelah kiri dan instruksi output di sebelah kanan. Instruksi input pada rang 00 dan 02 terdapat alamat data I1, I2 dan I3, sehingga tegangan input terminal 1,2 dan 3 akan menentukan apakah instruksi diteruskan (jika benar) atau tidak diteruskan (jika salah). Kontaktor merupakan internal memory bit yang difungsikan sebagai internal relay. Dalam PLC, jumlah virtual relay yang digunakan akan sesuai dengan jumlah instruksi untuk alamat virtual relay, dan jumlah ini dibatasi oleh ukuran memori PLC.
2. Diagram Fungsi (Function Block Diagram)
Program PLC seperti Ladder Diagram dapat digambarkan dalam bentuk aliran daya atau aliran sinyal dalam rang, dengan menggunakan blok-blok diagram fungsi logik (Gerbang Logik). Pada dasarnya terdapat 3 macam blok fungsi logik, yaitu AND, OR dan NOT (INVERSE). Sedangkan fungsi logik lainnya dapat dibangun dengan meng-kombinasikan ketiga fungsi logika dasar tsb.
Tabel 12-4: menunjukkan standar simbol blok fungsi logik dasar dan karakteristik masing-masing fungsi, yang ditunjukkan melalui tabel kebenaran serta ekspresi Aljabar Boolean.
a. Operasi Dasar dan Gerbang Logik sertaTabel Kebenaran
Logik 1 dapat diartikan sebagai: aktifnya komponen, adanya tegangan atau sinyal pada suatu terminal, aktifnya saklar, berputarnya motor, dsb. Sedangkan Logik 0 dapat diartikan hal yang sebaliknya (Saklar tidak aktif, tidak ada tegangan, motor tidak berputar, dan seterusnya).
b. Implementasi Gerbang Logik, Diagram Ladder dan Diagram Waktu
Tabel 11.3: Implementasi Gerbang Logik, Diagram Ladder dan Waktu

Tabel 11.4: Rangkaian Relay & Konfigurasi Logik

3. Teks atau Daftar Instruksi
Penulisan program PLC juga dapat dilakukan dengan daftar teks atau notasi. Berikut ini adalah contoh program PLC yang ditulis sesuai dengan Standar DIN EN 61131-3, dan standar Program STEP 5 atau STEP 7, untuk operasi dasar logik.
Tabel 11.5: Simbol & Notasi Teks untuk Pemrograman PLC
