Prinsip Kerja TV Berwarna
Blok diagram sebuah TV berwarna secara lengkap adalah:

Gambar 6.70: Diagram Blok Penerima TV Berwarna

Gambar 6.71: Contoh Rangkaian TV Berwarna
Gambar 6.72 menunjukkan diagram blok TV berwarna, sebagai berikut:

Gambar 6.72: Diagram Blok Penerima TV Berwarna
Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Rangkaian Penala (Tuner)
Contohnya dapat dilihat pada gambar 6.73. Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.

Gambar 6.73: Tuner TV
Tuner mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut:
- RF Amplifier. Berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena.
- Lokal Osilator. Berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi osilator dibuat selalu lebih besar dibandingkan frekuensi RF yang diterima antena (sebesar frekuensi-RF+IF).
- Mixer. Oleh mixer sinyal RF dan sinyal osilator dicampur sehingga menghasilkan frekuensi menengah atau IF. PAL tuner umumnya mempunyai frekuensi IF 38,9MHz, tetapi ada yang mempunyai frekuensi 38MHz, sedangkan NTSC tuner mempunyai frekuensi IF 42,75MHz.
b.. Penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini (gambar 6.74) berfungsi sebagai penguat sinyal output yang dihasilkan Tuner hingga 1.000 kali, karena output Tuner merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Gambar 6.74: Penguat IF
c. Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara.
d. Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detektor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube}. Di dalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightnees level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
e.Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC (gambar 6.75 / 76) berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkannya menjadi konstan.

Gambar 6.75: Rangkaian AGC. Lingkaran merah menunjukkan komponen AGC yang Berada di dalam Sebagian IC dan Sebagian Tuner

Gambar 6.76: AGC Model Lain. Beberapa merek TV memiliki AGC yang Berdiri Sendiri seperti Ditunjukkan oleh Tanda Silang
f. Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV
Rangkaian penstabil penerima gelombang TV di antaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima terlalu lemah. Sebaliknya, jika sinyal yang diterima terlalu besar, AGC dengan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (automatic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.
g. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu (gambar 6.77):
- Rangkaian sinkronisasi,
- Rangkaian defleksi vertikal,
- Rangkaian defleksi horizontal,
- Rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Gambar 6.77: Rangkaian Defleksi Sinkronisasi ditunjukkan Batas Garis Hitam
h. Rangkaian Suara (Audio)
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini (gambar 6.78), sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.

Gambar 6.78: Rangkaian Suara
i. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang selanjut nya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar 6.79, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.

Gambar 6.79: Rangkaian Catu Daya TV
j. Defleksi Horisontal dan Tegangan Tinggi
Rangkaian defleksi horisontal (gambar 6.80) berfungsi untuk menyediakan arus gigi gergaji untuk diumpankan kekumparan defleksi yoke, sehingga sinar elektron pada CRT dapat melakukan scaning pada arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkaian horisontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk anode CRT serta untuk pembangkit beberapa macam tegangan menengah dan tegangan rendah lainnya.

Gambar 6.80: Rangkaian Defleksi Horisontal. Sebagian Berada Di dalam Trafo Flyback
Bagian-bagian dari rangkaian horison tal meliputi:
1. Osilator Horisontal
Sebagai pembangkit pulsa frekuensi horisontal. Pada sistem CCIR frekuensi horisontalnya adalah 15.625 Hz, dan pada sistem FCC frekuensi horisontalnya adalah 16.750Hz.
2. Horisontal Driver
Horisontal driver dipakai untuk memperkuat frekuensi horisontal dari osilator guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transistor horisontal output (HOT), sehingga transistor HOT berlaku sebagai saklar.
3. Horisontal Output (HOT)
Bagian horisontal output berfungsi untuk menyediakan power arus gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi horisontal. Dari transistor HOT kemudian dikopel secara kapasitip ke kumparan defleksi yoke. Pada umumnya transistor HOT TV berwarna mendapat tegangan DC sekitar 110 V.
Trafo plyback (FBT, HVT) dipasang pada bagian HOT, dengan memanfaatkan arus gigi gergaji saat horisontal retrace yang dapat menginduksikan tegangan sangat tinggi.
4. Horisontal AFC (Automatic Frequency Control)
Gambar pada pesawat TV harus sinkron dengan gambar dari pemancar TV, oleh karena itu diperlukan sinkronisasi horisontal dan vertikal. Rangkaian High Pass Filter (HPF) dipakai untuk memisahkan sinyal sinkronisasi horisontal, rangkaian ini mudah sekali dipengaruhi oleh noise, maka osilator horisontal selalu dilengkapi dengan rangkaian AFC, yang berfungsi untuk menjaga agar frekuensi dan phase sinyal horisontal scanning selalu stabil.
Pada bagian AFC terkadang dipasang VR pengatur phasa yang berfungsi untuk mengatur posisi horisontal center.
Dari keterangan di atas untuk lebih Jelasnya diberikan blok diagram khusus bagian warna (gambar 6.81) sebagai berikut:

Gambar 6.81: Diagram Blok Bagian Warna dari TV
Fungsi setiap blok dari gambar 6.81 adalah:
1. Colour Amp
Suatu penguat krominan yang menguatkan sinyal nada warna (sekitar 4,43 MHz) dengan bandwidth 2 MHz. Didalamnya mengandung sinyal (termodulasi) selisih warna yang telah dilemahkan (V dan U) juga terdapat sinyal ledakan (burst sinyal) dengan denyut sinkronisasi horisontal.
2. Colour splitter (pembelah warna)
Memisahkan sinyal V dengan sinyal U dimana signal V diputar 180º sedangkan sinyal U tidak diputar. Pada blok ini terdapat garis-garis NTSC dan PAL dan beberapa perlawanan.
3. Demudulator-V dan Demodulator-U
Untuk mendeteksi sinyal V dan sinyal U. Bagian ini menerima gelombang pembawa warna dan sinyal secara bersamaan dan harus benar-benar sefasa baik sinyal V maupun sinyal U. Jika yang diterima sinyal NTSC maka gelombang pembawa yang dimasukkan kedemodulator V harus dimasukkan dalam fasa 90°, sedangkan untuk sinyal PAL gelombang pembawa yang dimasukkan dalam fasa 270°. Jikalau fasa-fasa dari sinyal itu benar, maka sinyal-sinyal ini akan dikuatkan melalui bagian ini dan penguatan untuk kedua sinyal ini tak sama.
4. Saklar PAL
Selama sinyal NTSC yang masuk, maka saklar PAL melewatkan sinyal yang berasal dari osilator kristal tanpa disertai pergeseran fasa. Sedangkan saat ada sinyal PAL, maka pelewatan sinyal disertai dengan pergeseran fasa 180°, sehingga menjadi 270°.
5. FF (Flip-Flop)
Saklar PAL didrive dari suatu Flip-Flop atau bistable multivibrator. Flip-Flop ini dikemudikan dengan sinyal clock yang disebut sinyal identifikasi yang berasal dari diskriminator fasa yang kemudian dikuatkan oleh suatu penguat. Dalam sinyal ledakan, setiap pergantian sinyal garis satu ke sinyal garis berikutnya selalu berubahubah dasanya, karena diskriminator fasapun mengeluarkan suatu tegangan bolak-balik. Selama sinyal NTSC tegangannya positip, dan selama sinyal PAL tegangannya negatif. Dengan menggunakan sinyal clock positip, naka FF dibawa kekondisi yang sedemikian hingga saklar PAL selama sinyal-sinyal PAL memutar sinyal sejauh 180°. Pada saat sinyal NTSC masuk, maka penguat akhir horisontal mengirimkan clock yang membuat FF kekondisi stabil yang lain. Maka sekarang saklar PAL berada dalam kondisi yang tidak memutarkan fasanya sinyal.
6. BURST Amp
Penguatan sinyal ledakan mengandung sinyal ledakan, sinyal krominansi dan pulsa dari penguat akhir horisontal. Penguat dapat menguatkan hanya pada saat-saat pulsa horisontal masuk ke penguat. Sinyal ledakanpun dimasukkan selama penguat itu sedang menguatkan, sehingga menghasilkan tegangan output untuk mengontrol BURST Amp melewati ACC dan mematikan warna lewat CK.
7. Colour Killer (CK)
Untuk menin das penguat warna apabila signal selisih warna / krominan karena sedang menerima siaran hitam putih (azas kontabilitas). Penindasan warna ini perlu, agar pada waktu penerimaan hitam putih bagian warna tak menguatkan sinyalsinyal desah yang akan dapat muncul di layar gambar. Namun demikian apabila ada signal nada warna yang dikirimkan ke penguat oleh ledakan akan dihasilkan tegangan kontrol sehingga colour killer tidak bekerja (colour killer akan bekerja apabila tidak ada signal BURST yang dikirimkan).
8. ACC (Automatic Colour Control)
Blok ini bekerjanya sama dengan AGC yaitu mengontrol penguatan secara otomatis, apabila sinyal ledakan naik yang disebabkan oleh naiknya penguatan colour killer maka BURST Amp menghasilkan tegangan ACC yang merupakan tegangan kemudi yang dikirimkan ke colour amp.
9. Demodulator (V dan U)
Untuk memisahkan selisih warna dari SPWnya yang dibuat dirangkaian ini. Disini harus dibuatkan SPW sebesar 4.43 MHz dari kristal demodulator yang phasanya sama dengan yang dikirimkan selama diterima garis NTSC, SPW digeser 90º sedangkan selama diterima garis PAL SPW harus digeser 270º. Hasil demodulator yang masih merupakan signal V dan signal U dikuatkan kembali sehing ga berubah lagi menjadi selisih warna R-Y dan BY (merupakan proses kebalikan dari pemancar).
10. AFPC (Automatic Frequency and Phase Control)
Berfungsi agar phasa dan frekuensi dari SPW persis dengan yang dikirimkan (meskipun ditindas) maka harus diadakan pengontrolan terutama tegangan VCOnya.