Sistem stereo lengkap dapat terdiri dari sejumlah modul, masing-masing dengan kotaknya, dan mempunyai fungsi masing-masing yang berbeda. Gambar 6.62 menunjukkan diagram modular sistem stereo. Secara umum terdiri dari empat grup, yaitu: sumber sinyal, prosesor, penguat, dan transduser audio. Akan tetapi, ada dua modul tambahan yang juga perlu diperhitungkan, yaitu catu daya dan sistem sambungan antar modul.
1. Sumber sinyal
Sumber sinyal adalah segala sesuatu yang menghasilkan sinyal yang diproses, dikuatkan, dan kemudian diubah dalam audio. ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama kualitas sinyal. Bila sumber sinyal mempunyai respon frekuensi yang rendah, sinyal yang dihasilkan akan cacat (terpotong atau distorsi) dan mengalami pergeseran fasa, sehingga pada akhir sistem tidak dapat diharapkan untuk menghasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Masalah kedua yang perlu dipertimbangkan adalah sinyal harus bebas derau. Bila sumber sinyal mengandung derau, maka derau akan diproses dan dikuatkan secara bersamaan oleh sistem.



Gambar 6.63: Beberapa Contoh Bagian dari Sistem Audio
2. Prosesor
Prosesor ada bemacam-macam, pada umumnya berfungsi memilih dan memodifikasi sinyal dari sumber atau prosesor lain tanpa mengikut sertakan derau atau sinyal yang tidak akurat. Prosesor dapat diuji dengan cara melepas modul tersebut dari sistem, kemudian dilihat apakah masih ada masalah yang sama setelah modul dilepas. Akan tetapi, penguat depan preamp harus selalu diperiksa, untuk melihat dan membandingkan sinyal masukan dengan sinyal keluarannya.
3. Penguat
Kebanyakan sistem hanya mempunyai satu penguat stereo, dan biasanya dikombinasikan dengan penguat depan yang terintegrasi dengan penguat. Bagian ini akan menguatkan sinyal (termasuk derau dan sinyal yang cacat) yang diterimanya, untuk menggerakkan keluaran transduser.
Masalah yang dapat terjadi pada penguat adalah:
- Sinyal terpotong,
- Hilangnya sinyal keluaran,
- Suhu berlebih,
- Volume tidak berfungsi,
- Respon frekuensi yang tidak baik. Gunakanlah penguat sesuai dengan batas-batas yang ada.
4. Transduser
Transduser akan mengubah sinyal elektrik menjadi suara yang dapat didengar. Mungkin anda beranggapan hanya ada satu transduser, yaitu speaker. Secara umum anggapan ini benar, tetapi janganlah beranggapan, bahwa speaker itu sederhana. Sistem ini bisa terdiri dari magnet permanen standar, tweeter, pengeras suara elektro statik dan sebagainya. Semua bagian akan menerima sinyal dan mengelola daya yang dikirim oleh penguat kepadanya.
Speaker dapat menyebabkan:
- Distorsi suara,
- Penambahan derau dari speaker
- Masalah penguatan karena impedansi tidak sesuai.
Cara untuk memeriksa speaker adalah dengan mencoba speaker pada keluaran penguat kiri dan kanan secara bergantian. Bila masalahnya mengikuti berarti speaker itu rusak.
5. Catu daya
Hampir setiap modul mempunyai catu daya sendiri. Bagian ini seharusnya dapat memberikan catu dc (tanpa derau dan hum) dan dapat mempertahankan level dc pada batas yang dapat diterima oleh komponen dalam modul tersebut tanpa dipengaruhi oleh perubahan beban atau tegangan jala-jala.
- Catu dc yang tak murni, akan menimbulkan dengung atau hum pada audio.
- Bila level dc kurang, maka modul akan kehilangan salah satu atau beberapa spesifikasinya.
6. Sambungan antar modul
Masalah yang ada di dalam sistem modular adalah perlunya sambungan lisrik antar modul berupa kabel dan konektornya. Hal ini biasanya tergantung dari masalah pengawatan dan sambungan fisik. Fungsi sambungan antar modul adalah membawa sinyal (termasuk tanah) dari satu titik ke titik lain.
- Sambungan / konektor korosi atau teroksidasi dapat menyebabkan sinyal kadang hilang atau ledakan derau yang timbul secara periodik.
- Kawat tanpa isolasi yang baik dapat menimbulkan derau (hum)
- Kawat yang saling berdekatan akan menambah kapasitansi, sehingga impedansi menjadi tidak sesuai lagi, khususnya efek frekuensi tinggi dan impedansi tinggi.
- Untuk itu gunakan konektor yang bagus, dan biasanya menggunakan kabel coaxial khusus untuk audio.
Pada sistem modular untuk menghasilkan suara audio yang makin enak untuk didengar, biasanya sebelum prosesor ditambah lagi beberapa modular yang lain, yaitu equaliser dan ekspander.
7. Equaliser
Sebuah equalizer memisahkan informasi audio kedalam lebar frekuensi yang berbeda dan mengontrol kekuatan setiap lebar 'band' pada saat pengguna melakukan pengesetan. Equalizer yang bagus mengizinkan pengguna memilih lebar band yang diinginkan dengan mengatur potensiogeser yang ada pada panel. Dan sebenarnya rangkaian equaliser merupakan rangkaian filter aktif yang dapat diatur pada daerah frekuensi berapa yang akan dihilangkan atau dimunculkan. Jadi disini karena berupa filter aktif pastilah ada unsur penguatan jika dikehendaki pada suatu frekuensi tertentu. Tapi ada juga equaliser yang menggunakan filter pasif dan penambahan penguatan pada ujungnya. Yang perlu diingat equaliser tidak dapat memperbaiki kualitas dari sinyal yang masuk, kalau sinyalnya tak menghasilkan frekuensi tinggi / rendah, tentunya dengan equaliser tak akan menjadi muncul frekuensi tersebut. Apalagi mengandung noise / desis, ini akan tetap terbawa bahkan untuk equaliser yang standard akan makin menguatkan noise tersebut.
8. Ekspander
Dasar dari expander ditunjukan oleh Gambar 6.64, alat ini akan mendeteksi level sinyal input. Reaksinya dengan meningkatkan penguatan pada expander untuk input yang besar dan mengurangi penguatan pada expander untuk input yang kecil.

Gambar 6.64: Blok Diagram Expander
Rangkaian filter mengisolasi beberapa bagian yang mewakili spectrum audio (700 Hz sampai 7KHz ) yang dideteksi. Kemudian, rangkaian penyearah dan detector mengkonversi audio yang telah difilter menjadi tegangan variabel dc yang berubah didalam bagiannya sesuai level input (ac audio). Dc variabel ini (dalam bentuk arus) digunakan untuk mengontrol sebuah tegangan atau arus baik kanal kiri maupun kanan melalui penguat transkonduktan 1 dan 2, yang memproses sinyal audio. Didalam rangkaian ekspander ada sebuah kapasitor yang menentukan seberapa cepat penguatan dapat berubah. Dan perubahan inilah yang didengar oleh telinga kita. Akan tetapi bila perubahan penguatan terlalu lambat maka tak akan ada suara, dan bila terlalu cepat akan timbul noise. Biasanya yang paling sering rusak adalah penguat 1 dan 2.
Ekspander sederhana seperti ini mempunyai beberapa kelemahan; nada tunggal yang keras dalam perekaman dapat meningkatkan gain keseluruhan spectrum, akibatnya seluruh nada menjadi lebih keras.