Sebelum diadakan pengujian dan perbaikan catu daya teregulasi, maka harus diketahui lebih dahulu parameter-parameter penting untuk menentukan langkah kerja selanjutnya, yaitu:
a. Daerah (Range)
yaitu batas maksimum dan minimum dari tegangan dan arus keluaran catu daya.
b. Regulasi Beban
yaitu perubahan maksimum dalam tegangan disebabkan oleh perubahan arus beban dari tanpa beban ke beban penuh. Persentase regulasi dari catu daya diberikan dengan rumus.

Gambar 6.5: Contoh Kurva Regulasi Beban Untuk Catu Daya Teregulasi Linear

Hal ini dilustrasikan dalam gambar 6.5 dan digambarkan grafik regulasi beban untuk catu daya 5 Volt.
c. Regulasi line
Perubahan maksimum tegangan output sebagai hasil dari perubahan tegangan input arus bolak balik. Sering dinyatakan sebagai perbandingan persentase, contoh perubahan tegangan input utama adalah ±10 % menyebabkan perubahanan output ±0.01 %
d. Impedansi output
Perubahan tegangan output dibagi oleh perubahan kecil dalam arus beban pada beberapa frekuensi yang terspesifikasikan (misalnya 100 KHz).

Pada frekuensi rendah rumus diatas untuk perubahan arus beban sangat lambat, maka bagian resistif dari Zout menonjol. Rout dapat dibaca dari grafik regulasi beban (lihat Gambar 6.5) dan untuk unit daya yang sesuai paling banyak beberapa ratus miliohm.
e. Ripel dan Derau
yaitu harga puncak ke puncak atau rms dari setiap sinyal bolak-balik atau sinyal acak yang masuk kedalam tegangan searah dengan seluruh operasi dan parameter lingkungan bertahan konstan. Ripel akan keluar pada beban penuh atau kemungkinan lain pada harga yang dispesifikasikan dari arus beban.
f. Respon Transien
yaitu waktu yang diambil tegangan keluaran searah dalam memperoleh tegangan 10 mV dari keadaan harga steady state (selanjutnya disebut keadaan tetap) mengikuti aplikasi mendadak pada beban penuh.
g. Koefisien Temperatur
yaitu persentase perubahan dalam tegangan keluaran searah dengan temperatur pada harga-harga yang ditetapkan dari masukan utama arus bolak-balik dan arus beban.
h. Stabilitas
yaitu perubahan tegangan keluaran terhadap waktu, dengan mengambil asumsi bahwa panas yang dicapai oleh unit seimbang dan tegangan masukan bolak-balik, arus beban dan ambien temperatur semuanya konstan.
i. Efisiensi
yaitu perbandingan daya keluaran terhadap daya masukan diekspresikan dalam persen. Sebagai contoh, catu daya 24 volt yang mempunyai tegangan utama 240 volt, arus bolak-balik yang diperlukan adalah 200 mA, apabila kemudian catu daya dibebani arus keluaran 1,2 A, maka efisiensinya:

j. Batas arus (current limiting)
yaitu metode yang digunakan untuk mengamankan komponen catu daya dan rangkaian-rangkaian yang diberi catu oleh unit itu dari kerusakan disebabkan oleh arus beban lebih. Arus keluaran steady state maksimum dibatasi sampai dengan beberapa harga yang aman (lihat gambar 6.5).
k. Batas arus balik (foldback current limiting)
yaitu perbaikan terhadap batas arus yang sederhana. Jika harga dari arus beban melebihi yang ditentukan, maka catu daya akan mensaklar untuk membatasi arus menjadi harga lebih kecil (lihat gambar 6.6).

Gambar 6.6: Karakteristik Batas Arus Balik
Dengan memakai parameter tersebut di atas, maka contoh spesifikasi khusus untuk unit catu daya yang sederhana adalah sebagai berikut:
- tegangan masukan 110 V/220 Vac frekuensi 50 Hz/60 Hz;
- tegangan keluaran + 24 V;
- arus keluaran 1.2 A maksimum;
- daerah temperatur --5 oC s/d 45 oC;
- koefisien temperatur 0.01 %/ oC;
- garis regulasi 10 % dari perubahan utama menghasilkan perubahan keluaran 0.1 %;
- regulasi beban 0.2 % dari nol ke beban penuh.