Kita akan merancang pengendali mesin penjualan menggunakan flip-flop dan 'kotak hitam' yang mewakili PLA seperti pada Gambar 4.23. Mesin penjualan menerima tiga macam koin Rp 100, Rp200, dan Rp 500. Jika nilai yang dimasukkan sama atau lebih besar dari Rp 400, maka mesin akan mengeluarkan barang dagangan, dan mengembalikan uang kelebihan, kemudian menunggu transaksi berikutnya.
Kita mulai menyusun diagram transisi keadaan seperti Gambar 4.23. Di keadaan A, belum ada koin yang dimasukkan, sehingga uang yang masuk adalah Rp 0. Jika koin seratusan atau duaratusan dimasukkan maka keadaan akan berubah ke B atau C. Jika koin limaratusan yang dimasukkan maka uang yang masuk sejumlah Rp 500. Mesin akan mengeluarkan barang dagangan dan mengeluarkan kembalian koin seratusan, dan keadaan tetap di A. Hal ini ditandai dengan "L/110" dalam kalang memutar di keadaan A. Dari keadaan B atau C dapat berpindah ke keadaan D. Dari D kembali ke A atau B.

Gambar 4.21 Penetapan kode keadaan dan tabel kebenaran detektor urutan

Gambar 4.22 Diagram logika detektor urutan
Perhatikan saat koin limaratusan dimasukkan pada keadaan D. Mestinya mesin akan mengeluarkan barang dagangan, mengembalikan Rp 400, dan kembali ke A, tetapi menurut diagram tersebut mesin akan mengeluarkan barang, mengembalikan Rp 300, dan menuju ke keadaan B. Mesin tetap menahan uang sebesar Rp 100.
Dari diagram transisi keadaan dapt disusun tabel keadaan seperti pada Gambar 4.24a. Kemudian dapat ditentukan kode keadaan untuk simbol S, D, dan L dalam bentuk biner, seperti pada Gambar 4.24b. Akhirnya, kita buat diagram rangkaiannya seperti Gambar 4.25a. Kode keadaan terdiri atas 2 bit sehingga diperlukan 2 flip-flop D. Empat masukan pada PLA digunakan 2 bit untuk keadaan sekarang dan 2 bit koin x1x0. PLA menghasilkan 5 keluaran untuk 2 bit keadaan berikutnya, bit pengeluaran barang, dan bit kembalian seratusan dan duaratusan. Kita asumsikan bahwa pemasukan koin dianggap masukan dan detak juga.
Rancangan PLA pada Gambar 4.25a, dapat diikuti prosesnya dengan melihat Gambar 4.25b dan 4.25c, yang disusun secara manual. Namun untuk kasus yang kompleks biasanya menggunakan alat bantu komputer.

Gambar 4.23 Diagram transisi keadaan pengendali mesin penjualan

Gambar 4.24 (a) Tabel keadaan pengendali mesin penjualan (b) penetapan kode keadaan pengendali mesin penjualan