Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan peserta diklat dapat:
- Menyebutkan gejala-gejala kerusakan pada masing-masing blok penerima TV
- Memperbaiki kerusakan yang ada pada pesawat TV
- Menjawab dengan benar soal-soal test formatif.
Uraian Materi
Memperbaiki TV hendaklah dilakukan dengan hati-hati dan teliti karena dapat berakibat fatal. Televisi adalah pesawat elektronik yang memilki tegangan listrik tinggi. Disamping itu, dari semua kerusakan belum tentu disebabkan oleh komponen yang rusak. Adakalanya rusak karena solderan timah yang kurang baik sehingga kaki-kaki komponen tidak tersambung sempurna ke PCB. Gejala dan penyebab kerusakan TV bermacam-macam. Gejala yang timbul dapat berupa mati total, tidak ada suara atau gambar yang dihasilkan jelek. Sementara itu, kerusakan TV dapat pula disebabkan oleh komponen yang sudah dimakan atau hubungan antar komponen yang kurang sempurna.

TV Mati Total
Ada beberapa kerusakan yang bisa mengakibatkan pesawat TV tidak dapat bekerja sama sekali. Pada umumnya kerusakan semacam ini terjadi pada bagian catu daya (Power Supply) atau rangkaian defleksi horizontal.
A.1 Apakah TV mati total dan lampu indicator padam?
Penyebab: kemungkinan besar kerusakan pada rangkaian catu daya.
Pemecahan: periksa jala-jala listrik, rangkaian regulator input sampai output. Perhatikan gambar skema rangkaian regulator berikut. Pada umumnya catu daya TV mempunyai output tegangan sebesar 115 V, 24 V dan 5 V, tergantung merek TV- nya. Ganti komponen yang rusak dan perbaiki jalur rangkaian yang kurang sempurna. Tanda panah menandakan komponen yang mudah rusak.
A.2 Apakah terdengar suara derit getaran trafo switching?
Penyebab: biasanya tegangan output tersumbat karena ada komponen yang rusak.
Pemecahan: Lepaskan beban dari output regulator dengan cara melepas kaki basis transistor horizontal atau salah satu kaki trafo horizontal dan ukur tegangan outputnya. Jika ouput regulator menunjukkan tegangan yang sesuai dengan petunjuk yang ada di PCB, periksa seluruh jalur distribusi tegangan dari output regulator dan seluruh rangkaian horizontal.

Gambar 19. Mengukur Output Regulator
Perhatikan gambar skema rangkaian horizontal berikut. Pada umumnya komponen yang biasa mudah rusak adalah trafo flyback, transistor horizontal dan kapasitor (lihat tanda panah).
A.3 Apakah lampu indicator menyala tetapi gambar dan suara tidak muncul?

Gambar 21. TV Mati, Lampu Indicator ON
Penyebab: kemungkinan kerusakan pada rangkaian horizontal atau regulator. Tegangan yang dihasilkan oleh regulator biasanya terhambat karena dioda pembatas tegangan rusak. Tidak semua merek TV memiliki dioda ini. Dioda yang digunakan biasanya mempunyai nomor seri R2M dan R2KY.
Pemecahan: pada beberapa TV biasanya ada 2 warna cahaya lampu indicator. Saat TV dinyalakan indicator merah, selang beberapa detik berubah menjadi hijau atau mati dan tayangan TV dapat dinikmati. Apabila indicator tetap warnanya atau berubah tetapi hanya sekejap berarti terjadi proteksi. Periksa tegangan output dari regulator sampai ke beban. Jika tegangan ini tidak normal berarti rangkaian regulator terganggu atau ada komponen yang rusak dan perlu diganti.
A.4 Tidak Ada Raster Tetapi Suara Baik

Gambar 22. Raster Tidak Ada Tapi Suara Baik

Gambar 23. Daerah Rangkaian Tegangan Tinggi
Penyebab: rangkaian penguat video, pembatas tegangan tinggi atau CRT rusak.
Pemecahan: Apakah tegangan tinggi yang terhubung ke CRT normal? Jika normal, periksa tegangan tinggi katoda CRT. Jika tegangan yang diukur tidak ada, periksalah rangkaian tegangan tinggi. Apakah tegangan tinggi ke katoda CRT normal? Jika normal, periksa rangkaian penguat video. Apabila semua normal, periksa rangkaian CRT. Kerusakan yang sering terjadi adalah filamennya putus sehingga CRT tidak memancarkan cahaya.

Gambar 24. Tabung Gambar (CRT)
A.5 Gambar Gelap
Raster tidak menyala terang meskipun posisi screen flyback pada maksimum.

Gambar 25. Layar Gambar Gelap
Penyebab: Tegangan anoda CRT terlalu rendah akibat adanya kerusakan pada rangkaian tegangan tinggi, rangkaian defleksi horizontal atau rangkaian catu daya. Tegangan semua katoda CRT menjadi besar karena gangguan pada penguat video.
Pemecahan: Apakah tegangan regulator output normal? Jika normal, periksa tegangan katoda CRT. Jika tidak normal, periksa tegangan output regulator. Apakah tegangan katoda CRT normal? Jika normal, periksa tegangan anoda CRT. Jika tidak normal, periksa rangkaian tegangan tinggi.
A.1.6 Raster Satu Garis Horizontal

Gambar 26. Raster Satu Garis Horisontal
Penyebab: Sumber gangguan tergantung pada osilator yang digunakan TV.
Pemecahan: Periksa rangkaian defleksi vertikal Periksa seluruh elektroda IC atau transistor dengan multitester.

Gambar 27. IC dan Transistor Yang Mudah Rusak
B.1 Sinkronisasi Horizontal Jelek
Strip hitam tidak dapat hilang dari raster meskipun sinkronisasi telah disetel.

Gambar 28. Sinkronisasi Horizontal Jelek
Penyebab: Kerusakan semacam ini jarang dijumpai pada TV keluaran baru. Jika sampai terjadi kerusakan, biasanya disebabkan oleh komponen yang sudah termakan umur.
Pemecahan: Periksa rangkaian osilator horizontal. Kemungkinan ada elko yang sudah kering. Biasanya ditunjukkan oleh punggung elko yang terlihat kusam atau pecah.
B.2 Sebagian Gambar Tergeser Horizontal / Vertical

Gambar 29. Sebagian Gambar Tergeser Horizontal

Gambar 30. Sebagian Gambar Tergeser Vertical
Penyebab: Sinyal video yang dihasilkan tercampur dengan input sinyal sinkronisasi pada rangkaian AFC.
Pemecahan: Periksa elko yang kering atau dioda yang bocor pada bagian rangkaian sinkronisasi, rangkaian buffer video dan AGC.
B.3 Sinkronisasi Vertikal Jelek

Gambar 31. Sinkronisasi Vertical Jelek
Penyebab: Kerusakan terletak pada rangkaian integrator atau pada rangkaian osilator vertical. Kerusakan semacam ini biasanya sering terjadi pada TV keluaran lama.
Pemecahan: Periksa rangkaian osilator vertical. Mungkin pengatur vertical TV keluaran lama sudah aus, sedangkan pada TV baru kerusakan terjadi akibat kapasitor keramik bocor.
B.4 Sinkronisasi Vertical dan Horizontal Jelek
Penyebab: Kebanyakan kerusakan terjadi pada pemisah sinyal sinkronisasi dan pada rangkaian penguat sinyal sinkronisasi, atau kadang-kadang terjadi pada rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise (noise canceler).
Pemecahan: Apakah sinkronisasi vertical dan horizontal lemah? Jika ya, periksa rangkaian pemisah sinyal sinkrosasi. Jika rangkaian pemisah sinyal sinkronisasi normal, periksa bagian penguat sinyal sinkronisasi. Jika bagian penguat sinyal sinkronisasi normal, periksa rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise.
C.1 Gambar Sempit

Gambar 32. Gambar Layar Menyempit
Penyebab: Kerusakan seperti ini jarang sekali terjadi pada TV keluaran baru. Tegangan output horizontal lebih rendah sehingga rangkaian arus gigi gergaji pada kumparan defleksi horizontal (yoke) bertambah lemah.
Pemecahan: Periksa tegangan output catu daya. Jika tegangan outputnya lebih rendah, periksa komponen-komponennya. Periksa rangkaian defleksi horizontal terutama transistor yang ada di dalamnya. Periksa kondisi yoke, jika rusak atau terbakar harus diganti.

Gambar 33.Transistor Defleksi Horizontal
C.2 Pelebaran Horizontal

Gambar 34. Horizontal Melebar
Penyebab: Kerusakan semacam ini disebabkan oleh Vr yang rusak.
Pemecahan: Periksa komponen-komponennya. Jika tegangan catu daya normal, periksa tegangan anoda CRT Jika tegangan anoda CRT terlalu rendah, periksa rangkaian Ubah nilai VR, jika tidak ada perubahan ganti VR tersebut. Periksa tegangan output catu daya. Jika tegangan outputnya lebih besar penguat tegangan tinggi.
C.3 Pemendekan Tinggi Gambar

Gambar 35. Tinggi Gambar Kurang
Penyebab: Amplitudo gelombang gigi gergaji dalam kumparan defleksi vertical terlalu kecil sehingga output rangkaian defleksi vertikalnya tidak cukup.
Pemecahan: Periksa V SIZE dan V LIN. Pada TV digital, pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengatur remote control pada menu adjusment. Jika tidak ada perubahan periksa R dan Tr pada rangkaian defleksi vertical. Panah merah adalah R dan Tr didalam rangkaian defleksi vertical yang rusak.

Gambar 36. Rangkaian Defleksi Vertical
C.4 Penyusutan Bagian Atas Atau Bawah

Gambar 37. Penyusutan Bagian Atas Atau Bawah
Penyebab: Disebabkan oleh nilai Vr yang tidak sesuai atau kondensator elektrolit yang kering.
Pemecahan: Setel VR, jika tidak ada perubahan berarti VR rusak. Periksa elko apakah masih baik atau sudah kering.
C.5 Gambar Vertical Memanjang

Gambar 38. Vertical Terlalu Besar
Penyebab: Arus gigi gergaji pada kumparan defleksi vertical terlalu rendah.
Pemecahan: Atur VR, jika tidak ada perubahan mungkin elko nya sudah kering.
D.1 Noise Salju Pada Gambar

Noise Salju Pada Gambar
Penyebab: Intensitas medan pada tempat penerimaan sinyal frekuensi rendah. Sistem antenna TV rusak Rangkaian penguat frekuensi tinggi rusak.
Pemecahan: Putar arah antenna sampai didapatkan gambar bagus. Perbaiki jalur antenna kabel Periksa solderan pada blok tuner dan AGC.
D.2 Kontras Gambar Rendah

Gambar 40. Kontras Gambar Rendah
Penyebab: Kerusakan terletak antara rangkaian mixer hingga penguat video.
Pemecahan: Periksa ada resistor yang nilainya sudah membesar atau short.
D.3 Muncul Garis Miring

Gambar 41. Muncul Garis Miring Pada Gambar
Penyebab: Biasanya gangguan dari pemancar radio.
Pemecahan: Jauhkan antenna dan TV dari sumber frekuensi gangguan.
D.4 Noise Bintik Putih

Gambar 42. Noise Bintik Putih
Penyebab: Gangguan dari busi motor, mobil atau kawat distribusi listrik tegangan tinggi.
Pemecahan: Jauhkan antenna dan TV dari kabel listrik tegangan tinggi. Gunakan kabel koaksial untuk antenna TV.
D.5 Garis Horizontal Hitam

Gambar 43. Garis Horizontal Pada Gambar
Penyebab: Biasanya disebabkan oleh alat yang menggunakan motor kecil.
Pemecahan: Jauhkan pesawat TV dari sumber noise.
D.6 Terdapat Bayangan Dari Kanal Lain

Gambar 44. Gambar Terganggu Oleh Kanal Lain
Penyebab: Terjadi modulasi silang oleh kanal yang memilki daya pancar besar.
Pemecahan: Aturlah letak ketinggian antenna TV, Aturlah nilai Vr pada rangkaian AGC.
D.7 Gangguan Warna
Gambar TV tampak biru, merah, kuning, cyan atau hijau.

Gangguan Warna
Penyebab: Biasanya kerusakan terjadi karena gangguan pada rangkaian RGB atau CRT.
Pemecahan: Periksa rangkaian matriks RGB, biasanya ada nilai resistor yang membesar atau solderan sudah jelek. Jika tidak ada komponen yang rusak atur VR RGB Jika tetap tidak mendapatkan hasil, periksalah CRT.

Langkah 1 Troubleshooting CRT
Lepaskan kaki CRT bagian red green blue dengan desoldering. Jika pada kaki CRT tidak ada keterangan red, green, blue, maka carilah tiga buah resistor pada matrik RGB yang memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang sama. Lepaskan kaki-kaki ketiga resistor tersebut dan kemudian hidupkan power TV.

Langkah 2 Troubleshooting CRT
Tempelkan probe multimeter negatif ke ground dan positif ke kaki-kaki CRT atau pada bekas solderan kaki masing-masing resistor satu per satu. Jika pada saat probe multimeter ditempelkan dan pada layar TV muncul masing-masing warna dasar yang terang, berarti CRT masih dalam kondisi baik. Namun jika warna dasar yang muncul redup atau sama sekali tidak muncul, CRT rusak dan perlu diganti.
E.1 Tidak Ada Suara/Suara Lemah

Gambar 51. Rangkaian Suara
Penyebab: Terjadi kerusakan pada rangkaian audio dan speaker.
Pemecahan: Sentuh input rangkaian penguat audio dengan jari tangan. Jika terdengar desis di speaker, periksa bagian IF audio. Jika tidak, periksa bagian rangkaian penguat audio atau periksa speaker.
F. Tabel Rangkuman Dugaan Kerusakan
| GEJALA KERUSAKAN | DUGAAN KERUSAKAN |
|--------------------------------------------|-------------------------------------------------------------------------------|
| Tidak ada suara dan tidak ada raster | Catu Daya, Defleksi Horisontal. |
| Tidak ada gambar maupun suara | Penguat Video, IF Video dan HF |
| Gambar baik tetapi tidak ada suara | IF Audio, Detektor Video dan Penguat Audio. |
| Sinkronisasi lemah (tipis) | Sinkronisasi, AGC, AFC dan Osilator |
| Tidak ada raster | Defleksi Horizontal, Tegangan Tinggi, Tabung Gambar, Fokus dan Penguat Video. |
| Gambar monokromatis | Pembangkit Sinyal Kroma dan Tabung Gambar. |
| Tidak ada warna | Penguat Band Pass, ACC, Pemati Warna, Osilator 4,43 MHz dan Gerbang Burst. |
| Sinkronisasi warna lemah | Osilator 4,43 MHz, Gerbang Burst dan Detektor Fasa. |
| Tidak ada warna merah, hijau ataupun biru. | Demodulasi Warna |
| Pergeseran warna | Rangkaian RGB dan Rangkaian Konvergen. |